Mantan Rektor UIN Hidayatullah Sambut Baik Pembebasan Visa
Dr Azyumardi Azra, MA, mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, menyambut baik pembebasan visa Jepang.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Richard Susilo, Koresponden Tribunnews di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dr Azyumardi Azra, MA, mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang baru saja mendapat penghargaan Fukuoka Awards, menyambut baik pembebasan visa Jepang terhadap warga negara Indonesia. Bahkan hal itu dianggap sebagai hal yang sangat positif bagi kerja sama yang lebih baik lagi di masa mendatang antara Indonesia dan Jepang.
"Saya senang sekali mendengar berita akan dilakukan pembebasan visa ke Jepang bagi warga negara Indonesia. Hal ini justru akan semakin mempererat hubungan kedua negara disamping resiprokal yang juga dilakukan Indonesia selama ini terhadap warga Jepang," kata Azyumardi khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (8/7/2014).
Dengan pembebasan visa bagi WNI yang mau ke Jepang, Azra melihat warga Indonesia dapat lebih banyak lagi tertarik kepada Jepang dan bahkan akan jauh semakin banyak orang Indonesia yang mau belajar di Jepang nantinya.
"Anak-anak kita akan jauh semakin banyak yang mau belajar ke Jepang dan ini sangat baik sekali karena bisa belajar dari negeri yang sangat baik untuk kita pelajari baik budaya, teknologi, ekonomi dan sebagainya. Mereka setelah lulus lalu kembali ke Indonesia membangun bersama kita semua bangsa dan negara Indoensia ini. Kan jadi bagus semuanya," ujarnya.
Hubungan pendidikan Indonesia-Jepang menjadi hal yang dianggapnya sangat baik dan bisa menjadi contoh bagi upaya memajukan bangsa Indonesia nantinya belajar dari segala hal yang positif dari Jepang, saling mengerti, memahami segala halnya sehingga bangsa Indonesia bisa ikut maju dan akhirnya bisa sejajar dengan Jepang.
Keterkaitan dan hubungan baik pendidikan Indonesia dan Jepang khususnya yang dialami Azra yaitu dengan keberhasilannya membangun gedung dan infrastruktur Fakultas Kedokteran UIN Hidayatullah yang mendapat dana sekitar 40 juta dolar AS dari Jepang. Sehingga tahun 2005 fakultas kedokteran universitas tersebut dapat berdiri dengan baik dan kini menghasilkan banyak dokter.
"Bahkan Jepang membantu kita dan sudah 30 orang dokter UIN Hidayatullah yang sudah lulus mendapatkan gelar Doktor (S3) dari Jepang saat ini," katanya.