Koshihikari, Beras Enak Jepang Sudah Dapat Diproduksi di Indonesia
Hingga kini Koshihikari--beras paling enak di Jepang--sudah tiga kali panen di Indonesia, baik di Bogor maupun di Karawang.
Editor:
Dewi Agustina
lihat foto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hingga kini Koshihikari--beras paling enak di Jepang--sudah tiga kali panen di Indonesia, baik di Bogor maupun di Karawang. Meskipun demikian masih banyak hambatan untuk kelanjutannya di Indonesia.
"Kita sudah produksi bahkan sudah tiga kali panen di Indonesia, baik di Bogor maupun di Karawang," kata Shigeaki Okamoto khusus kepada Tribunnews.com, Senin (30/3/2015).
Meskipun telah dapat dipanen di Indonesia, beras terenak di Jepang ini, pulen seperti ketan, namun masih ada
hambatan untuk bisnis lebih lanjut mengenai beras tersebut.
"Saya berusaha menjawab pertanyaan Anda seperti yang ditanyakan ke Okamoto," ungkap Hirotaka Sugiura,
dari Nagoya Shokuryo Co. Ltd yang mewakili Okamoto.
Menurutnya, upaya Okamoto dalam penelitian beras Koshihikari memang baik.
"Namun bagaimana masa depannya kami masih melakukan pengkajian lebih lanjut, belum tahu saat ini," tambahnya.
Apalagi kalau sudah mengenai soal investasi asing di Indonesia.
"Kegiatan ini masih terbatas jadinya, karena masih ada keterbatasan soal visa dan perizinan, oleh karena itu kita tak bisa melakukan marketing menggunakan nama bisnis usaha kita sendiri," jelasnya.
Sementara itu untuk penjualan hasil produksi akhirnya pihaknya hanya bisa meminta bantuan dari pihak perusahaan yang ada di Indonesia supaya bisa membantu penjualan di Indonesia.
"Kali ini, kami berencana untuk memproduksi sekitar 3 ton beras. Daripada beras long grain, harga beras yang
diproduksi di Indonesia ini lebih baik bisa lebih mahal. Kami percaya apabila kerja sama untuk meningkatkan
pendapatan petani ini dapat menjadi kenyataan," katanya.
Pihaknya akan melakukan panen di Karawang dan di Bogor pada akhir pekan ini.
"Tentu saja kami sangat senang kalau ada waktu bisa melihat-lihat pada saat panen. Seorang doktor dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Sugiuanta telah memberi kesempatan bekerjasama mengenai hal ini," ungkapnya.
