Pulau Hashima Jepang Diusulkan Menjadi Warisan Budaya
Pulau Hashima, tempat revolusi industrial zaman Meiji di akhir abad ke-19 diusulkan agar menjadi salah satu tempat Warisan Budaya Dunia UNESCO.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah pulau di Nagasaki, Pulau Hashima, tempat revolusi industrial zaman Meiji di akhir abad ke-19 diusulkan agar menjadi salah satu tempat Warisan Budaya Dunia UNESCO.
"Dinas Kebudayaan Jepang telah mengajukan lokasi tersebut baru-baru ini kepada UNESCO karena mewakili zaman Revolusi Industri di Jepang sekitar abad ke-19 lalu," kata seorang pejabat Kementerian Kebudayaan kepada Tribunnews.com, Selasa (5/5/2015).
Dengan penunjukan tersebut diharapkan akan semakin banyak wisatawan berkunjung ke Pulau Hashima ini. Di zaman perang dunia kedua, ribuan warga Korea dipaksa kerja di sana.
Itulah sebabnya pihak Korea Selatan menentang upaya Jepang ini.
"Meskipun cantik tapi melihat sejarahnya kami menentang upaya Jepang mencatatkan sebagai lokasi warisan budaya dunia," kata Menteri Luar Negeri Korea, Yun Byung.
Aset warisan budaya ini termasuk pula lokasi pertambangan batubara Hashima di Kota Nagasaki yang terkenal dengan nama Pulau Peperangan (Battleship Island atau Gunkanjima).
Dinas Kebudayaan Jepang juga memikirkan upaya pelestarian lokasi pulau tersebut karena semakin memburuk kaadaannya saat ini setelah ditinggalkan puluhan tahun dan tak ada yang mengurusnya. Pertemuan komisi warisan budaya dunia tahun 2018 diharapkan akan membicarakan hal tersebut.
International Council on Monuments and Sites (ICOMOS), lembaga konservasi dunia yang bermarkas di Paris juga mempertimbangkan 23 lokasi bersejarah di Jepang lainnya untuk dilestarikan.
Apabila lokasi di Nagasaki ini diakui dan tercatat di UNESCO sebagai warisan budaya dunia, akan menjadi yang ke-15 setelah sebelumnya Gunung Fuji dan Tomioka Silk Mill diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.
Pabrik dan pertambangan di Pulau Hashima di Nagasaki tersebut saat ini masih dioperasikan oleh Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp.