Anggaran Pendidikan Jepang 300 M Yen untuk Guru Bahasa Inggris Hasilnya Nol
Pemerintah Jepang menganggarkan pendidikan bahasa Inggris, untuk membayar guru-guru bahasa Inggris mengajarkan pelajaran bahasa Inggris di sekolah
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang menganggarkan pendidikan bahasa Inggris, untuk membayar guru-guru bahasa Inggris mengajarkan pelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah Jepang dengan anggaran pendidikan sebesar 300 miliar yen. Namun hasilnya nol, orang Jepang masih sulit bicara bahasa Inggris. Jadi sebaiknya dihapus saja.
"Pemerintah Jepang selama ini menganggarkan 300 miliar yen untuk guru bahasa Inggris supaya rakyat pintar bahasa Inggris. Kenyataan apa? Jarang sekali orang Jepang bisa berbahasa Inggris sehingga kesulitan komunikasi dnegan orang asing di Jepang ini. Olehkarena itu anggaran tersebut sebaiknya dihapus saja tak perlu lagi," papar Taro Kono, 52, politisi senior partai liberal (LDP) yang pintar bahasa Inggris, khusus kepada Tribunnews.com pagi ini (3/6/2015).
Menurutnya, dirinya sangat kecewa dengan banyaknya anggaran pemerintah Jepang untuk mendukung para guru bahasa Inggris mengajar di sekolah-sekolah di Jepang selama ini, "Tapi hasilnya nol. Orang Jepang masih sulit berbicara bahasa Inggris. Jadi baiknya dibuang saja anggaran itu tak perlu lagi," paparnya lagi.
Lalu bagaimana supaya orang Jepang bisa berbahasa Inggris?
"Beli saja piranti lunak (software) bahasa Inggris kan banyak. Belajar sendiri dengan software tersebut pasti bisa lebih baik belajar dan mengerti serta bisa mengucapkan bahasa Inggris dengan baik nantinya. Percuma belajar dari guru bahasa Inggris di sekolah-sekolah di Jepang."
Bagaimana dengan meng impor guru bahasa Inggris mislanya dari London atau dari Amerika Serikat?
"Paling berapa orang sih bisa didatangkan ke Jepang dan biayanya juga akan jah semakin banyak. Tidak realistis. Jadi sebaiknya beli saja software belajar sendiri bahasa Inggris sampai pintar berbicara bahasa Inggrissehingga bisa berkomunikasi baik dengan orang asing."
Mengenai beberapa perusahaan besar Jepang yang mengharuskan karyawannya berdiskusi dengan bahasa Inggris, Kono mengucapkan hal itu memang baik, "Itu kan bidang swasta mereka bebas melakukan seperti itu tak apa. Tetapi tak bisa pemerintah campur tangan ke swasta misalnya menyuruh semua perusahaan swasta harus berdiskusi bahasa Inggris. Tak mungkin itu."