Terlibat Kasus Impor Narkotika, Kepala Humas Toyota Jepang Mengundurkan Diri
Kepala Humas Toyota Motor Corporation (TMC), Julie Hamp, akhirnya mengundurkan diri dari jabatan sebagai Managing Officer TMC per 30 Juni 2015.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepala Humas Toyota Motor Corporation (TMC), Julie Hamp, akhirnya mengundurkan diri dari jabatan Direksi sebagai Managing Officer TMC per 30 Juni 2015. Hal ini untuk semakin mempercepat proses hukum kepolisian Jepang yang masih terus memeriksanya terkait kasus impor narkotika dari Amerika ke Jepang.
"Pengunduran Julie setelah mempertimbangkan berbagai macam keprihatinan yang ada di Jepang atas kasus yang dihadapinya baru-baru ini," kata sumber Tribunnews.com, Rabu (1/7/2015).
Beberapa pemegang saham TMC merasa tidak nyaman jika Julie tidak mengundurkan diri karena secara resmi Julie dalam proses pemeriksaan polisi Jepang saat ini.
Meskipun demikian kasus ini semakin meningkatkan kesadaran TMC untuk menjaga lebih baik lagi lingkungan kerja yang baik di Toyota.
"Sekaligus kami juga ingin meyakinkan dunia agar perusahaan Toyota ini dapat menjadi perusahaan global yang benar-benar lebih baik lagi nantinya," ujarnya.
TMC berjanji untuk menempatkan orang yang tepat dan sesuai bidang kerjanya serta profesional, tanpa melihat kewarganegaraannya, usia, jenis kelamin, serta faktor lain.
Juru bicara Toyota, Ryo Sakai, mengatakan kepada pers bahwa perusahaannya tidak akan memberikan komentar karena penyelidikan polisi masih sedang berlangsung.
Namun Presiden Toyota, Akio Toyoda, mengaku yakin bahwa Hamp tidak berniat melanggar hukum.
Hamp adalah kepala humas Toyota yang baru sejak Januari lalu. Jabatan itu adalah posisi tertinggi yang pernah diduduki seorang perempuan dalam sejarah Toyota.
Hamp ditahan pada 18 Juni 2015 atas dugaan mengimpor oxycodone, zat narkotika penghilang nyeri ke Jepang. Keberadaan zat itu diatur secara ketat oleh aparat Jepang. Obat ini 1,8 kali lebih kuat daripada morfin.