Semakin Banyak Pria Lansia Jepang Mencari Pasangan
Saat ini ternyata semakin banyak lelaki single Jepang yang tergolong berusia lanjut berusaha mencari pasangan.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saat ini ternyata semakin banyak lelaki single Jepang yang tergolong berusia lanjut berusaha mencari pasangan karena ingin dirawat dan meninggal didampingi oleh pasangannya.
"Semakin banyak lelaki single lansia saat ini berusaha mencari pasangannya karena dia ingin dirawat dan ingin meninggal bersama pasangannya," kata Midori Kotani, Executive Researcher Daiichi Life Research Institute Inc dalam jumpa pers, Kamis (1/10/2015).
Meskipun demikian kebalikan yang wanita banyak yang sudah nyaman karena tak berkekurangan secara finansial justru ingin mencari pasangan yang mau mencintainya sesungguhnya dan bukan menjadikan sebagai perawat. Wanita ini kebanyakan sudah ditinggal suaminya dan kini hidup nyaman dengan uang pensiun suaminya.
"Perbedaan tersebut membuatnya kesulitan membuat match-making saat ini karena beda wawasan," tambahnya.
Sementara itu kecenderungan menarik juga saat ini banyak lelaki lansia yang mau mengajak istrinya jalan-jalan karena merasa berhutang budi telah merawatnya sampai dia pensiun.
Meskipun demikian yang istri umumnya tidak suka diajak jalan-jalan suaminya yang pensiun tersebut karena dianggap merepotkan harus menyiapkan segala sesuatu untuk perjalanan bersama terutama suaminya. Selain itu setelah pulang pasti banyak cucian harus dilakukan sehingga dianggap merepotkan istri.
"Hal itulah yang membuat istri lelaki yang pensiunan biasanya ingin agar suaminya berangkat sendiri jalan-jalan supaya tak repot," tambahnya.
Semakin banyak lelaki lansia yang single ingin menikah saat ini juga membuat semakin banyak perusahaan konsultan perjodohan di Jepang yang melayani upaya match-making antara lelaki lansia single dengan wanita.
"Sementara Pemda di Jepang ada yang mulai melakukan kegiatan misalnya pemetikan buah jeruk bersama atau golf bersama, dengan harapan tercipta komunikasi dan dapat jodoh sehingga membuat bahagia kedua orang yang menjadi pasangan baru tersebut," katanya.
Acara tersebut lebih bisa dilakukan dengan uang pajak rakyat ketimbang nyata-nyata membuat acara perjodohan orang dewasa yang mungkin akan dikomplain masyarakat.
"Tetapi kalau membuat perjodohan untuk anak muda memang tidak masalah karena menang bertujuan untuk mengantisipasi jumlah penduduk yang jauh berkurang sehingga diharapkan dapat semakin banyak pernikahan dan kelahiran anak," tambahnya.
Jumlah lelaki lansia (50 tahun lebih) saat ini yang tinggal sendiri tidak menikah di Jepang ada 20,14 persen.
Sementara wanita hidup sendiri di Jepang ada 10,61 persen.
Sedangkan yang tinggal sendiri di Jepang usia 60 tahun atau lebih lelaki ada 85,4 persen dan wanita ada 86,7 persen.
Lelaki tinggal sendiri karena memang tidak menikah umumnya. Tetapi wanita umumnya karena suami meninggal atau cerai.
Menarik pula data yang diungkapkan bahwa saat ini warga Jepang antara 60 hingga 79 tahun, wanita umumnya (41,9 persen) tidak percaya kepada lelaki.
Tetapi lelaki hanya 28,5 persen yang tidak percaya kepada wanita.