Kamis, 18 September 2025

Nilai Tukar Yen Menguat, Gubernur Bank Sentral Ditegur PM Jepang Shinzo Abe

Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda dipanggil mendadak oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Editor: Dewi Agustina
NHK
Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda memberikan keterangan pers setelah bertemu PM Jepang Shinzo Abe, Jumat (12/2/2016). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda dipanggil mendadak oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe setelah nilai yen menguat drastis akhir-akhir ini dan sekaligus melemahkan indeks pasar saham di Jepang.

"Saya diminta agar lebih serius tegas dalam memperhatikan fluktuasi nilai tukar mata uang yen terhadap mata uang asing," kata Kuroda kepada wartawan di kantor PM Jepang, Jumat (12/2/2016) siang.

Nilai yen mendadak menguat kemarin menjadi 110 yen per dolar AS dan penurunan indeks perdagangan saham Nikkei sekitar 5 persen membuat masyarakat ekonomi Jepang cukup kaget.

Jumat ini mata uang yen diperdagangkan sekitar 112 yen per dolar AS.

Menghadapi nilai yen yang menguat ini Kuroda menyatakan bahwa hal ini juga terpengaruh oleh pasar internasional.

"Jadi bukan hanya soal dalam negeri Jepang," katanya.

Kuroda menjelaskan rinci suku bunga minus yang diterapkannya tanggal 29 Januari lalu.

"Suku bunga minus tersebut bukan alat pilihan dan kami khawatir itu tidak akan bekerja di lingkungan Amerika," kata Ketua Federal Reserve Janet Yellen.

Suku bunga negatif, dalam konteks kebijakan moneter, akan memaksa bank-bank komersial untuk membayar bunga atas uang tunai mereka yang disimpan di bank sentral.

Hal ini agar bank-bank menyalurkan pinjaman lebih banyak ke pasar komersial, untuk meningkatkan kegiatan ekonomi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan