Jumat, 19 September 2025

Profesor Miftakhul Huda: Indonesia Perlu Membuat Proyek Smart Grid

Proyek Smart Grid sudah lama dipakai di Eropa, Amerika dan Jepang mulai sekitar tahun 2003 lalu.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Miftakhul Huda, Doktol Sel matahari lulusan Universitas Gunma Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Proyek Smart Grid sudah lama dipakai di Eropa, Amerika dan Jepang mulai sekitar tahun 2003 lalu.

Tiap individu rumah tangga masing-masing menggunakan pembangkit listrik sendiri, misalnya dari tenaga matahari, dengan panel sel matahari di atas atap rumahnya.

"Apabila satu rumah tangga itu bisa menghasilkan listrik 1.500 watt misalnya, tetapi selalu hanya menggunakan 1.000 watt saja, maka yang 500 watt bisa dijual kepada PLN di Indonesia, si pemilik rumah bisa dapat penghasilan. PLN pun terbantu dapat pasokan listrik, semuanya senang," kata Miftakhul Huda, Doktor Universitas Gunma Jepang spesialis sel matahari, kepada Tribunnews.com, Minggu (21/2/2016).

Menurutnya konsep Smart Grid ini memang sangat bagus, menguntungkan semua pihak terkait.

Si pemilik rumah atau rumah tangga yang bersangkutan tak perlu bayar uang listrik lagi karena telah investasi pembangkit listrik tenaga matahari sendiri, menghasilkan listrik sendiri.

Kelebihan listriknya pun mendapat uang dari PLN sehingga bisa menghidupi keluarganya dari uang jualan listriknya.
Sedangkan PLN bisa memasok ke tempat yang membutuhkan listrik.

Pembangkit listrik tenaga matahari bukan teknologi yang rumit saat ini.

"Teknologi ini sudah sederhana saat ini dan bisa dibuat di Indonesia dengan baik dan mudah karena bahan dasarnya juga ada di Indonesia. Selain itu juga tidak mengganggu polusi udara, tidak ada dampak negatif apa pun bagi kehidupan manusia," kata Huda.

"Jadi saya sangat merekomendasikan menggunakan pembangkit listrik tenaga matahari, disamping situasi kondiri dan letak geografis Indonesia sangat pas di tengah garis katulistiwa untuk pembangkit listrik sel matahari ini," jelasnya.

Dengan belasan ribu ada di Indonesia dan luas Indonesia yang sangat besar itu, serta pembangkit listrik tenaga matahari yang sederhana, hal ini sebenarnya sangat pas untuk Indonesia.

"Itulah sebabnya saya berharap sekali Indonesia mungkin bisa memulai dari sekarang memproduksi pembangkit listrik sel matahari tersebut. Jangan mau kalah dengan Tiongkok yang tampaknya mulai aktif memasarkan produknya ke Indonesia dengan harga murah. Indonesia bisa buat sendiri, mengapa mesti beli dari negara lain?" katanya.

Mudah-mudahan saja harapan Huda ini bisa direlisasikan Indonesia dalam waktu dekat. Teknologi yang sederhana, tetapi sangat pas untuk Indonesia dan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia pada akhirnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan