Jumat, 19 September 2025

15 Orang Indonesia di Jepang Selesai Masa Magangnya

Sebanyak 15 pemagang selesai masa berlatihnya selama setahun

Editor: Johnson Simanjuntak
Foto Richard Susilo
Lima belas pemagang Indonesia berfoto dengan para orangtua angkatnya dan penerjemah serta pejabat KBRI Tokyo sore ini (24/2/2016) seusai upacara penutupan masa magang mereka selama setahun di Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebanyak lima belas pemagang Indonesia terutama di bidang pertanian selesai masa magangnya dan besok pulang ke tanah air.

Rencana pihak kementerian pertanian Indonesia besok (25/2/2016) akan menjemput di bandara Soekarno Hatta.

"Saat ini baru 15 pemagang, tahun depan kita datangkan 18 pemagang ke Jepang di bidang pertanian," papar Dadeng Gunawan Atase Pertanian KBRI di Tokyo Jepang khusus kepada Tribunnews.com sore ini, Rabu (24/2/2016).

Sebanyak 15 pemagang selesai masa berlatihnya selama setahun sejak April 2014 di berbagai tempat di Jepang.

Di sini mereka dikumpulkan oleh The Japan Agricultural Exchange Council yang lalu dipecah, dibagi ke beberapa pemilik sawah pertanian Jepang, untuk berlatih di sana.

Salah satunya di sawah milik Masaaki Ito dengan pemagang Indonesia, Abdul Rohmat (25).

"Saya sejak 2004 sudah menerima satu pemagang dari Indonesia. Berarti sudah 12 orang Indonesia berlatih di tempat saya," papar Ito khusus kepada Tribunnews.com sore ini (24/2/2016).

Dari 12 pemagang tersebut, ada pula pemagang dari Thailand yang bekerja di tempatnya juga, diakuinya macam-macam karakter pemuda Indonesia yang berlatih di persawahan dan perkebunan keruknya yang jumlah luasnya sekitar 12 hektar tersebut.

"Ada yang malas dan ada pula yang rajin. Tapi kebanyakan rajin. Dari 12 orang ya 2 orang malas, kira-kira begitu,"katanya.

Meskipun demikian Ito mengerti situasi tersebut karena mereka mungkin berasal dari situasi lingkungan kurang mampu yang tidak terbiasa kerja keras seperti di Jepang.

Abdul sendiri menceritakan kerjanya dimulai sejak jam 7.30 pagi sampai jam 5 sore.

"Hanya pada saat memilah bibit saja yang cukup lama, terkadang sampai jam 8 malam. Tapi itu jarang dilakukan," papar Abdul.

Hari Minggu adalah hari libur baginya. "Orangtua" angkatnya, Ito, seringkali mengajaknya jalan-jalan sehingga banyak pengalaman diperolehnya selama di Jepang.

"Saya senang sekali di Jepang dan apalagi orangtua saya itu baik sekali dia, sangat baik mungkin ya, sangat memperhatikan saya," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan