Jumat, 19 September 2025

Ayah Yamato Bocah Jepang Yang Hilang Sangat Menyesal dan Menangis

Takeyuki menyatakan Yamato dididik dan disayangi di keluarganya.

Editor: Johnson Simanjuntak
Foto NHK
Yamato Tanooka (7) saat ditemukan pagi ini di dalam base camp pasukan bela diri Jepang (SDF) di Shikabe Hokkaido 6 kilometer dari tempat hilangnya 28 Mei lalu 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ayah Yamato Tanooka, Takeyuki Tanooka menyesal sekali dan air matanya sudah berkumpul di ujung mata kirinya hampir menangis saat memberikan jumpa pers siang tadi kepada pers, Jumat.

"Saya sangat menyesal atas perbuatan ini sehingga membuat semua orang susah jadinya. Semula saya sudah pesimis mungkin tak ditemukan, tapi syukurlah dan kami bahagia akhirnya bisa ditemukan," ujarnya kepada pers sambil berdiri di depan rumah sakit Hakodate Hokkaido.

Takeyuki menyatakan Yamato dididik dan disayangi di keluarganya.

Tapi dia merasa memang sangat keterlaluan telah meninggalkannya di hutan waktu itu.

Untuk itu dia akan semakin menyayanginya terutama menghadapi masa setelah ditemukan ini mungkin perlu kasih sayang lebih baik lagi agar bisa melupakan traumanya kemarin.

Seorang dokter dari Universitas Showa, Miyake, menyatakan hebat terhadap kekuatan fisik Yamato.

"Biasanya anak itu sudah sakit karena enam hari tanpa makan di tempat yang dingin sekali," ujarnya.

Namun syukurlah walau tanpa makan, lokasi base camp milik pasukan beladiri Jepang (SDF) itu di Shikabe Hokkaido yang jaraknya 6 kilometer dari tempat Yamato hilang, di depannya ada air ledeng yang bisa diminum dengan baik.

"Mungkin karena ada air tersebut dia bisa bertahan dengan baik," katanya.

Suasana di dalam base camp tersebut yang memang tidak dipakai, tidak ada listrik sehingga pemanas tak bisa dinyalakan.

Yang ada hanya dua kasur dan Yamato tidur dalam cuaca dingin bisa mencapai 5 derajat Celcius saat malam, hanya dengan menyelipkan badannya di antara dua kasur itu saja.

Cara Yamato jalan menuju base camp tersebut tampaknya melalui jalan tapak yang terbentuk di hutan tersebut sehingga akhirnya menuju lokasi base camp tersebut yang sebenarnya dilarang masuk bagi siapa pun.

"Entah mengapa base camp tersebut bisa tidak terkunci, biasanya kedua pintunya terkunci semua," ujaar seorang anggota SDF kepada pers.

Sebelumnya tanggal 30 Mei lalu sebenarnya seorang anggota SDF telah memasuki basecamp tersebut tetapi tak menemukan siapa pun di sana.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan