Minggu, 16 November 2025

7,9 Juta Data Perusahaan Perjalanan Jepang JTB Dicuri Hacker

Tanggal 13 Mei kami mengetahui ada penyusup ke server dan diperkirakan 7,9 juta data dicuri

Editor: Johnson Simanjuntak
Foto Richard Susilo
Hiroyuki Takahashi, President & CEO saat jumpa pers siang tadi (14/6/2016) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perusahaan perjalanan terbesar Jepang, Japan Travel Bureau (JTB) mengakui telah kebobolan databasenya dan 7,930,000 data perorangan kemungkinan tercuri peng hacker dari luar Jepang 13 Mei 2016.

"Tanggal 13 Mei kami mengetahui ada penyusup ke server dan diperkirakan 7,9 juta data dicuri oleh penyusup. Kasus ini langsung kami beritahukan kepada kepolisian Jepang," ujar Hiroyuki Takahashi, CEO JTB dalam jumpa persnya Selasa ini (14/6/2016).

Pembobolan server lewat kiriman email dari luar Jepang dengan menyusupkan program hacking dan apabila di klik virus komputer hacking bisa memberikan data balik ke pengirimnya sehingga server akhirnya bisa dijebol.

Untuk itu pihak JTB telah mengirimkan pemberitahuan ke berbagai email nasabahnya yang diperkirakan dan ditakutkan bocor ke luar dengan berbagai informasi antisipasi yang dibutuhkan nasabahnya.

Pengiriman serta haking tersbeut terjadi pada saat JTB membuat kampanye promosi perjalanan murah kepada masyarakat.

Pendaftaran lewat internet bagi setiap calon peserta tampaknya data tersebut dicuri oleh peng hacker, mulai nama alamat nomor telepon dan sebagainya.

Pemobolan data server juga terjadi tahun 2014 dan 2015 terhadap lembaga pendidikan Jepang Benesse Holding.

Dampaknya adalah Chairman dan Presiden nya menyatakan mengundurkan diri per 25 Juni 2016 mendatang. Sebanyak 40 juta data dicuri oleh hacker saat itu.

Februari 2016 sebuah perusahaan IT, lalu agen perdagangan FX (Foreign Exchange) juga kebobolan 180.000 data kemungkinan dicuri hackers pula.

Lembaga yang banyak bergeral di bidang pendidikan Gakken, bulan Juli 2015 juga sempat kebobolan servernya. Sekitar 20.000 data kemungkinan dicuri oleh hacker.

Demikian pula badan pensiun Jepang sempat kebobolah hacker. Sebanyak 1,25 juta data kemungkinan dicuri hacker.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved