Masyarakat Keturunan Korea di Osaka Jepang Mulai Monitor Hate Speech
Sebuah yayasan yang dibentuk seorang keturunan Korea di Osaka Jepang menyatakan akan mulai memonitor segala sesuatu terkait hate speech.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah yayasan yang dibentuk seorang keturunan Korea di Osaka Jepang, dipimpin Moon Gonfi mulai hari ini, Jumat (1/6/2016) menyatakan akan mulai memonitor segala sesuatu terkait hate speech di Osaka khususnya.
"Kami mengajak semua orang melaporkan kalau ada yang masih menuliskan hate speech di situs internet atau tempat umum lain bisa segera dihapus," kata Moon Gonfi kepada pers di Kantor Pemda Osaka, Jumat (1/7/2016).
Moon berusaha menghapus semua bentuk kebencian dalam segala bentuknya baik tertulis tercetak atau bentuk film di internet agar mulai sekarang dihapuskan.
Hal ini juga sejalan dengan mulai diimplementasikannya UU Anti Hate Speech di Jepang.
Pihak pemda Osaka juga akan berusaha hati-hati dalam segala tindakannya agar bisa menjauhkan dari segala sesuatu yang bisa disebut hate speech.
Hate Speech atau pidato kebencian ini dimulai dari kelompok nasionalis Jepang karena pihak Korea sendiri mulai menyinggung Jepang, mengangkat lagi kasus jugun ianfu (wanita korban perbudakan tentara Jepang saat Perang Dunia II).
Pihak Korea mulai mengangkat lagi kasus tersebut, dampaknya pihak Nasionalis juga muncul dan menyerang dengan pidato membenci orang Korea serta keturunan Korea yang ada di Jepang. Bahkan meminta para keturunan Korea pulang kembali ke negaranya.
Status khusus visa mereka di Jepang juga menjadi keprihatinan dan dicela habis-habisan kalangan hate speech Jepang para nasionalis Jepang.
Status khusus tersebut sudah seperti warga Jepang walaupun mereka tetap warga Korea.
Itu juga yang dipertanyakan kalangan nasionalis. Kalau mau tinggal di Jepang terus mengapa harus ada visa khusus tersebut, mengapa tidak ganti warga negara menjadi warga Jepang?
"UU Anti Hate Speech membuat para nasionalis semakin hati-hati. Namun tetap saja tidak memadamkan api kebencian mereka untuk tetap menentang kalangan keturunan Korea di Jepang kapan saja," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (1/7/2016).