Kamis, 18 September 2025

PM Jepang: Korea Utara Biadab Luncurkan Peluru Kendali

Peluncuran peluru kendali itu benar-benar biadab dan ancaman sangat bahaya bagi Jepang

Editor: Johnson Simanjuntak
Foto NHK
Kepala peluru kendali Korea Utara yang diluncurkan tadi pagi oleh Korea Utara nyebur di laut Jepang, 250 kilometer dari perfektur Akita 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - PM Jepang Shinzo Abe menekankan bahwa Korea Utara biadab (outrage) telah meluncurkan peluru kendalinya dua kali, satu gagal, satu lagi jatuh ke laut Jepang, sekitar 250 km di barat perfektur Akita, bagian utara Jepang.

"Peluncuran peluru kendali itu benar-benar biadab dan ancaman sangat bahaya bagi Jepang," kata Abe kepada pers Rabu ini (3/8/2016).

Sementara Sekretaris Kabinet Toshihide Suga menekankan hal ini menjadi semakin bermasalah bagi masyarakat internasional.

"Resiko sangat tinggi bagi armada elayaran dan udara di sekitarnya dan tentu saja menjadi masalah besar bagi masyarakat internasional," ujarnya.

Jepang yang memiliki wilayah ekonomi eksklusif seluas 4,05 juta km2 itu bagian utaranya dekat perfektur Akita menjadi gempar dengan jatuhnya peluru kendali tersebut.

Seorang nelayan setempat menyatakan sangat marah, "Tak bisa dimaafkan hal ini, benar-benar keterlaluan sekali, membuat kita sangat was-was dalam bekerja di laut nantinya," papar Hayashi seorang nelayan Jepang khusus kepada Tribunnews.com Rabu siang ini.

Sampai dengan saat ini sejak Maret 2016, Korea Utara telah meluncurkan 30 peluru kendali  Nodong (skala menengah jauh atau ICBM) sebagai bagian uji coba mereka dan tidak sedikit yang mencemaskan masyarakat internasional, dan hari ini (3/8/2016) pertama kali masuk ke dalam wilayah zone eksklusif ekonomi Jepang.

Norihisa Satake mantan penasehat badan beladiri Jepang khusus laut (MSDF) dan ahli peluru kendali Jepang mengungkapkan, "Kita harus mengecam Korea Utara dengan tegas atas uji cob atersbeut yang jelas sangat membahayakan perdamaian internasional. Tiga pihak, Jepang, China dan Amerika Serikat harus duduk bersama membicarakan ini dengan Korea Utara dengan lebih serius lagi agar tidak terulang lagi kejadian ini," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan