Ojek difabel 'satu-satunya di dunia' ada di Yogyakarta
Sebuah layanan ojek dirintis di Yogyakarta untuk menyediakan sarana transportasi yang nyaman untuk para difabel dan uniknya, para pengendaranya pun orang-orang dengan kebutuhan khusus.
Dengan merekrut orang-orang dengan disabilitas untuk mengelolanya, Difa memberikan lapangan pekerjaan alternatif yang sebelumnya hanya bisa bekerja di sektor-sektor terbatas - seperti menjahit atau bertani.
Suwardono mengaku bersyukur bisa mendapat pekerjaan yang sesuai dan pendapatan yang cukup. "Dulu saya pernah daftar perusahaan jahit, ditolak-tolak terus sempat bingung cari kerja apa padahal sudah punya anak istri."
Total, ada sekitar 11,5 juta difabel di Indonesia.
Kasihan tidak apa-apa
Sebanyak 90% uang yang diperoleh diberikan pada pengendara ojek dan hanya 10% disisihkan untuk operasional. Bagi Tri, ini bukan masalah besar karena bukanlah untung yang dicari, melainkan kesadaraan dan pemahaman agar orang-orang umum bisa lebih mengerti kebutuhan difabel.
Sejak peluncuran ojek ini, tak sedikit turis dan orang-orang biasa yang menggunakan jasa mereka.
"Jadi Difa ini juga untuk kampanye, kita tidak boleh saling mengucilkan, kita bisa saling melayani. Kamu bilang kamu 'normal' hari ini, besok kamu bisa jadi difabel juga, dengan adanya kampanye ini, rasa kasih sayang akan terbentuk." katanya.
Triyono mengakui bahwa banyak dari mereka awalnya memakai jasa ojek difabel karena didasari pada rasa kasihan. Tapi menurutnya itu tidak masalah.
"Anda mau pesan (pertama kali) dengan rasa kasihan punndak masalah. Tetapi saya jamin besoknya pasti Anda bedangomongnya . Kok nyaman ya? Yang terpenting dari kasihan kamu ini berubah jadi kebanggaan, jadi prestise tersendiri bahwa ternyata (naik ojek ini) betul-betul enak (dan tak sekadar) apa yang kamu anggap remeh dengan kasihan itu."