Balita 3 Tahun di China Meninggal Tersedak Bubble Tea Saat Main Trampolin
Balita 3 tahun di Tiongkok meninggal tersedak bubble tea saat bermain trampolin, memicu perdebatan soal tanggung jawab orang tua dan kedai.
Ringkasan Berita:
- Seorang balita di Zhejiang, Tiongkok, meninggal tersedak bubble tea saat bermain trampolin
- Orang tua menuntut kedai teh susu dan pusat perbelanjaan, tapi netizen menyoroti tanggung jawab mereka
- Bubble tapioka berisiko tersedak bagi anak-anak karena ukuran dan sifat lengketnya.
TRIBUNNEWS.COM, TIONGKOK – Tragedi memilukan menimpa seorang balita berusia tiga tahun di Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur, yang tersedak gelembung tapioka dalam bubble milk tea hingga meninggal dunia saat bermain trampolin di sebuah pusat perbelanjaan, 19 Oktober 2025 silam.
Ayah bocah, bermarga Li, mengunggah video pengawasan taman bermain untuk meminta pertanggungjawaban kedai teh susu dan pusat perbelanjaan.
Dalam rekaman itu terlihat sang anak menyedot bubble tea yang dibelikan ibunya sebelum bermain, duduk di area trampolin beberapa menit, lalu tiba-tiba pingsan.
Orang tua balita berusaha menyelamatkan anaknya, namun upaya mereka gagal.
Bocah itu dilarikan ke rumah sakit dengan mobil pribadi, tetapi perawatan darurat tidak mampu menyelamatkan nyawanya.
Para ahli menyebut gelembung tapioka berukuran sekitar 10 mm terlalu besar untuk saluran pernapasan balita, ditambah sifat lengket tapioka yang membuat manuver pertolongan seperti Heimlich tidak berhasil.
Baca juga: Trik Memilih Susu Agar Kopi Racikanmu Lezat dan Secantik di Kafe
Ayahnya menuduh staf kedai teh susu dan pusat perbelanjaan lalai, karena tidak ada tanda peringatan atau instruksi lisan bahwa bubble tea tidak cocok untuk anak kecil, serta tidak ada peringatan agar makanan dan minuman tidak dibawa ke area trampolin.
Kedai teh susu tersebut, yang merupakan jaringan nasional, sebelumnya mencantumkan di platform daring bahwa produk mereka tidak cocok untuk anak di bawah tiga tahun.
Saat ini, kasus ini sedang dalam proses mediasi.
Namun, di media sosial, banyak netizen menyoroti tanggung jawab orangtua.
“Orang tualah yang membelikan bubble tea untuk balita mereka dan membiarkannya bermain sambil minum,” tulis salah satu pengguna.
Yang lain menambahkan, “Anak-anak tidak boleh makan tapioka, jeli, atau makanan lengket lain sambil bermain. Itu akal sehat.”
Bubble tea pertama kali populer di Taiwan, lalu menyebar ke Hong Kong dan Tiongkok daratan, bahkan sempat viral di Jepang pada 2018–2019.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.