Kesaksian Intelijen Jepang: Transaksi Narkoba dan Senjata Api Dilakukan di Mal Dekat Pelabuhan
Masuknya narkoba dan senjata api ke Jepang lewat laut sering kali tidak mudah dilacak.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masuknya narkoba dan senjata api ke Jepang lewat laut sering kali tidak mudah dilacak.
Narkoba dan senjata api ini umumnya lewat kapal laut tepi pantai dengan penumpang sekitar 5.000 orang ikut menyulitkan pemeriksaan.
"Kalau yang turun dari kapal kan banyak sekali bisa sekitar 5.000 orang, sulit sekali dilacak bila membawa narkoba atau senjata api. Disamarkan ke dalam barang bawaan dalam boks seolah barang sendiri atau makanan dan sebagainya," kata mantan Penyidik Keamanan Jepang (intelijen), Etou Shirou (59), Sabtu (26/11/2016).
"Banyaknya penumpang turun dari kapal, tak mungkin diperiksa satu per satu jadi bukan tidak mungkin ada yang lolos membawa narkoba dan atau senjata api," tambahnya.
Oleh karena itu yang penting juga adalah tempat transaksi penjualan mereka perlu dilacak dan kebanyakan di sekitar tempat parkir mal atau department store yang ada dekat tepian laut.
"Biasanya mereka membawa dalam kardus-kardus, dibawa ke tempat parkir mal tersebut. Kan semua orang tak akan menyangka, dipikir pemilik toko di mal tersebut. Itu hal pertama," paparnya.
Kemudian, hal kedua, transaksi dilakukan di saat jam kerja jam buka mal, sehingga masyarakat juga tidak akan curiga karena di tengah jam kesibukan.
"Itu sebabnya, daerah-daerah tepian laut, dermaga laut, yang ada mal atau departement store rawan menjadi tempat transaksi jual beli narkoba dan senjata api atau barang ilegal di Jepang," imbuhnya.
Menjadi kunci keberhasilan para intelijen adalah jam tepat transaksi tersebut karena lokasi transaksi biasanya sudah diketahui.
Itulah tugas intelijen yang baik untuk menelusuri dengan tepat, jam dan hari tanggal akan terjadinya transaksi jual beli tersebut.
"Di situlah pas terjadi transaksi langsung disergap tangkap tangan semua pelakunya," kata dia.