Ekonom Jepang: Kesempatan Bisnis Masih Luas di Indonesia Asal Jauhkan Pertikaian SARA
masalah agama janganlah sampai menghancurkan kestabilan ekonomi dan politik di Indonesia.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kesempatan berbisnis dan berinvestasi masih luas dan sangat baik di Indonesia saat ini.
Meskipun demikian masalah agama janganlah sampai menghancurkan kestabilan ekonomi dan politik di Indonesia.
"Saya sudah lima kali ke Indonesia terakhir mungkin sekitar 4 tahun yang lalu. Secara umum saya melihat Indonesia masih snagat berpotensi tinggi sebagai tempat investasi yang baik bagi para pengusaha Jepang," papar Tooru Nishihama, ekonomis badan penelitian Asuransi Jiwa Dai-ichi Tokyo Jepang, khusus kepada Tribunnews.com sore ini, Selasa (14/2/2017).
Kampanye pemilu dan pilkada besok (15/2/2017) mendapat perhatian snagat besar bagi pengusaha Jepang, menurutnya, terutama yang ada di ibukota Jakarta.
"Namun belakangan banyak unjuk rasa berbau SARA terutama unsur agama membuat banyak pengusaha Jepang was-was jadinya. Hal ini kalau bisa dijauhkan sehigga suasana di Indonesia tetap menarik dengan baik bagi para investor asing," jelas mantan karyawan bank kerjasama internasional Jepang (JBIC) tersebut.
Kestabilan Indonesia satu hal yang menjadi patokan ukur bagi keinginan investasi para investor Jepang. Apbila negaraaitu sendiri.
"Sumber daya alam Indonesia memang snagat luas. Namun pasar global yang menekan harga-harga komoditi saat ini mungkin akan menyulitkan Indonesia. Belum lagi inflasi Indonesia mungkin perlu ditekan serendah mungkin di masa datang."
Posisi Indonesia yang sangat strategis di Asia, penduduk yang sangat banyak menjadi potensi pasar yang baik, kestabilan politiknya, sumber daya alam, dan perkembangan ekonomi yang baik di Indonesia saat ini menjadi daya tarik yang cukup tinggi bagi pengusaha Jepang untuk selalu ingin investasi di Indonesia, jelasnya alagi.
Namun seperti diungkapkan di atas, beberapa hal mungkin perlu diperhatikan terutama kestabilan negara, dijauhkan dari pertentangan SARA yang ada di Indonesia yang bisa berdampak kepada kestidakstabilan secara keseluruhan, ungkapnya lebih lanjut.