Tempat rahasia politikus anti-Islam Belanda dibocorkan ke geng Maroko
Petugas di satuan keamanan yang melindungi politikus ekstrem kanan Belanda, Geert Wilders yang pernah menyebut orang Maroko 'sampah', ditangkap karena membocorkan lokasi keberadaan politikus anti-Islam itu kepada sebuah geng Maroko.
Polisi menyebut, orang yang membocorkan lokasi rahasia Geert Wilders itu tidak bertugas sebagai pengawal, dan ia berdarah Maroko.
Seorang petugas di satuan keamanan yang melindungi politikus ekstrem kanan Belanda, Geert Wilders, ditangkap karena membocorkan lokasi keberadaan politikus anti-Islam itu kepada sebuah geng Maroko.
Pemimpin Partai untuk Kebebasan (PVV) ini pekan lalu menyebut orang Maroko sebagai 'sampah.'
Geert Wilders sudah mengajukan protes kepada Perdana Menteri Mark Rutte dan menyebut pembocoran ini 'tak bisa diterima.'
- Politikus Belanda, Geert Wilders, sebut orang Maroko 'sampah'
- Wilders, politikus anti-Muslim, endus kemenangan di pemilu Belanda
- PM Belanda minta orang yang tidak suka tinggal di sana agar pergi
Polisi menyebut, orang yang membocorkan lokasi rahasia Geert Wilders itu tidak bertugas sebagai pengawal, dan ia berdarah Maroko.
Petugas dari tim keamanan DBB ditahan hari Senin (21/2) karena 'menyebarkan informasi polisi yang bersifat rahasia untuk kepentingan pribadi," kata juru bicara polisi, Dennis Janus, kepada Associated Press.
DBB bertugas melindungi keamanan keluarga kerajaan, diplomat, serta politikus terkemuka seperti Wilders.
Menurut media Belanda yang mengutip sumber polisi, informasi keberadaan lokasi rahasia Wilders itu dibocorkan ke sebuah geng Belanda-Maroko.
Geert Wilders dikenal anti Islam dan anti imigran, namun mengaku bukan seorang rasis.
Sejak lebih dari sepuluh tahun lalu, Wilders berada dalam perlindungan keamanan 24 jam oleh kepolisian, terkait berbagai ancaman pembunuhan.
Betapa pun, Kepala Polisi Belanda Erik Akerboom mengatakan kepada sebuah radio Belanda, Geert Wilders tidak dalam bahaya, karena petugas yang membocorkan lokasi itu bukan merupakan bagian dari lingkaran dalam yang melindungi keamanan Wilders.
Namun Wilders mengeluh lewat Twitternya.
"Jika saya tak bisa lagi mempercayai sepenuhnya dinas keamanan DBB yang harus melindungi saya, saya tak akan bisa lagi bersikap normal. Ini sungguh tak bisa diterima."
Jajak pendapat terakhir meramalkan keunggulan Partai untuk Kebebasan pimpinan Geert Wilders dalam Pemilihan Umum bulan depan.
Namun partai-partai lain menyatakan tak akan bersedia berkoalisi membentuk pemerintahan, karena sikapnya yang anti Islam.