Jumat, 19 September 2025

Tahun Ini Saja Sedikitnya 79 Wartawan di Dunia Terbunuh Saat Menjalankan Profesinya

Jumlah korban wartawan yang terjadi di Turki misalnya, tahun ini saja sedikitnya 31 orang dipenjara

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Sandra Mims Rowe, Chairmain Committee to Protect Journalists (CPJ) di Universitas Sophia Tokyo sore ini (2/6/2017) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masih banyak kekerasan dihadapi wartawan dunia dan puluhan meninggal bahkan separuh wartawan perang praktis tidak sedikit yang meninggal dunia saat melaksanakan tugasnya.

"Proteksi kepada wartawan di mana pun harus semakin ditingkatkan karena masih banyak korban berjatuhan baik dibunuh, dipenjara, korban kekerasan, dan sebagainya dalam menjalankan tugasnya hingga saat ini. Bahkan tahun ini saja sudah 79 wartawan terbunuh di berbagai negara di dunia saat menjalankan tugasnya," ungkap Sandra Mins Rowe, Chairman CPJ (Committee to Protect Journalists) sore ini (2/6/2017) di universitas Sophia Tokyo .

Jumlah korban wartawan yang terjadi di Turki misalnya, tahun ini saja sedikitnya 31 orang dipenjara tanpa melalui prosedut hukum yang pantas.

Hal ini ternyata lebih banyak daripada di China yang masih terus memblokir semua informasi, apalagi yang lewat internet, tekannya lagi.

"Masih banyak korban wartawan di Asia seperti di Korea, Filipina, Pakistan, China dan Burma yang perlu mendapat perlindungan lebih banyak lagi," jelasnya.

Oleh karena itu, tambahnya, sangatlah diharapkan kerjasama semua pihak untuk membantu, menjaga kebebasan suara pers serta melindungi para wartawan yang menjalankan tugasnya tersebut di lapangan.

"CPJ membuat program khusus darurat untuk membantu para wartawan di lapangan saat menjalankan tugasnya, baik bantuan hukum dan sebagainya," lanjutnya.

Oleh karena itu Sandra juga mengajak banyak organisasi pers dan para wartawan untuk bergabung ke dalam CPJ agar dapat bersama-sama menjaga dan memperjuangkan kebebasan pers di dunia ini.

Selain itu Sandra juga mengritik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berusaha menekan wartawan yang menuliskan sesuatu mengeritiknya.

"Dengan dalih mengungkapkan kerahasiaan negara tau dianggapnya berita palsu, maka biasanya Trump akan mengucilkan wartawan tersebut. Dia cukup agresif menekan kebebasan wartawan di AS," tekannya lagi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan