G-Man Jepang, Ito, Gregetan Ingin Membantu Indonesia Tangkapi Pengutil
Namun di Jepang yang paling banyak kedapatan melakukan mambiki menurutnya adalah warga China dan Vietnam.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang G-man ahli menangkapi para pengutil (mambiki) atau pencuri di supermarket Jepang, Yuu Ito, 46, gregetan juga mendengar banyak pengutil di Indonesia.
"Ayolah kalau ada yang mau pakai saya menangkapi para pengutil di Indonesia akan saya bantu. Gregetan juga kalau dengar apabila memang benar banyak pengutil di Indonesia," ungkap Ito yang memang ahli menangkap pencuri serta mambiki (pengutil), khusus kepada Tribunnews.com siang ini (27/6/2017).
Ito pun pernah menangkap basah seorang pengutil di supermarket Hardys Nusa Dua Bali bulan April 2017.
Setelah diintip langsung olehnya dalam seminggu, beberapa orang ketangkap radarnya.
Namun beberapa orang sempat kabur karena mungkin sudah ketahuan dulu, curiga si pencuri tahu ada yang mengikuti.
Akhirnya di hari ketujuh ketangkap basah juga seorang warga Austria di supermarket Hardys tersebut oleh Ito.
"Setelah dia mengumpeti barang curiannya, membayar hanya barang yang murah, dia ke luar dari Hardys. Di luar langsung saya cegat dan menangkapnya bersama sekuriti Hardys lalu dibawa ke kantor Hardys di sana," paparnya.
Mambiki dilakukan semua bangsa termasuk orang Jepang. Bahkan ada anak Sekolah dasar, SMP, SMA dan orang dewasa melakukan mambiki di Jepang.
Selain di Indonesia, Ito juga pernah melakukan di Thailand, di Spanyol dan di Amerika Serikat sebagai G-man profesional tersebut.
"Mambiki itu bukan penyakit ya, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya dan saat ini di Jepang dilakukan banyak oleh usia 50 tahunan ke atas, banyak lelaki ketimbang wanita, karena wanita jauh lebih pintar dan lebih hjati-hati tampaknya dalam melakukan mambiki, selain juga sensitif. Kalau kita tak punya bukti dia melakukan mambiki, malah bisa berbalik menuntut kita karena wanita tak bisa disentuh atau di raba, kecuali oleh satpam wanita mungkin."
Namun di Jepang yang paling banyak kedapatan melakukan mambiki menurutnya adalah warga China dan Vietnam.
"Warga Vietnam terutama yang datang untuk belajar bahasa Jepang banyak sekali yang melakukan mambiki. Orang Indonesia jarang sekali saya dengar ya karena mungkin dipagari imannya dengan agamanya yang kuat mungkin ya. Demikian pula orang Filipina yang mungkin kuat Katoliknya, jarang sekali saya dengar melakukan mambiki."
Ito yang sejak kecil melihat berbagai acara TV langsung teratrik melakukan profesi G-man sejak 17 tahun lalu dan sempat berguru dengan seorang wanita yang sudah meninggal saat ini.
"Guru saya dia luar biasa hebat. Melihat seseorang saja sudah langsung tahu kalau dia akan melakukan mambiki dan juga pola-pola gerakannya langsung diketahui sejak awal. Instink mendeteksi kuat sekali dia dan saya kini memiliki hal-hal tersebut," jelasnya.