Tempat Kencan Dengan Pacar atau Selingkuhan di Jepang Beromset 40 Miliar Yen Per Tahun
Love Hotel sebenarnya tempat peristirahatan sejenak (sementara) karena perjalanan yang jauh di masa lalu
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bagi kalangan muda-mudi atau yang punya selingkuhan di Jepang, Love Hotel menjadi ujung jalan tempat berkasih mereka memadukan janji dan ucapan-ucapan manisnya.
Ternyata omset Love Hotel di Jepang bisa mencapai sedikitnya 40 miliar yen per tahun.
"Omset Love Hotel di jepang bisa mencapai sedikitnya 40 miliar yen per tahun," papar Steve Mansfield, CEO New Perspectives, yang mengoperasikan enak Love Hotel di Jepang saat ini.
Love Hotel sebenarnya tempat peristirahatan sejenak (sementara) karena perjalanan yang jauh di masa lalu awal jaman Edo (1603-1868) terutama di sekitar Kyoto.
Namun kemudian segera berubah menjadi tempat berkencan terutama dimanfaatkan para PSK (Pekerja Seks Komersial) untuk mengencani para tamunya di Love Hotel.
Diperkirakan lebih dari 500 juta pengunjung pada sekitar 37.000 Love Hotel yang bertebaran di Jepang saat ini dam setiap hari skeitar 2% penduduk Jepang atau sekitar 1,4 juta orang setiap hari diperkirakan berkunjung ke Love Hotel. Tak heran kalau omsetnya mencapai 40 miliar yen per tahun.
Isi Love Hotel saat ini beraneka ragam, bukan hanya tempat tidur saja bahkan ada yang memiliki pool kecil untuk berenang atau berendam. Tentu saja harganya juga jauh lebih mahal karena luas tempat sangat besar.
Namun untuk sebuah kencan melepas kerinduan sangat besar, mungkin harga mahal jadi tak dilihatnya lagi dengan nilai sekitar 10.000 yen per jam hanya untuk sebuah tempat luks.
Belum lagi yang tersedia di dalamnya ada pula minuman keras dan makanan, tentu harus tambah bayar lagi nantinya.
Tempat tidur Love Hotel umumnya kini banyak yang bergetar. Mungkin sambil main seks terasa lebih nikmat kalau bed juga ikut bergetar. Atau bisa pula sambil ber karaoke di dalamnya.
Dalam perkembangan di masa lalu, dengan pengenalan mobil pada tahun 1960 membawa serta "motel" dan selanjutnya menyebarkan konsepnya.
Tren perumahan Jepang pada saat itu ditandai oleh rumah-rumah kecil dengan area tidur yang digunakan sebagai area umum di siang hari dan, sebagai hasilnya, sedikit kesempatan bagi orang tua untuk melakukan hubungan seksual secara pribadi.
Pasangan suami istri tersebut mulai sering menyukai hotel. Pada tahun 1961, ada sekitar 2.700 tempat penginapan di tengah Tokyo saja.
Love Hotel saat ini menampilkan atraksi yang tidak biasa seperti ayunan dan tempat tidur bergetar. Kaisar Meguro, nama Love Hotel di Tokyo bergaya kastil pertama, dibuka pada tahun 1973 dan menghasilkan rata-rata sekitar 40 juta yen setiap bulan.