Rabu, 17 September 2025

Majalah Kereta Api Bawah Tanah Jepang Gratis Terbitkan Edisi Makanan Halal

Menonjolkan makanan dari restoran yang mungkin dianggap halal karena dari negara Islam seperti Iran dan Mesir serta Malaysia.

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Majalah Oedo, gratis, terbitan perusahaan kereta api Toei milik pemda Tokyo baru saja menerbitkan edisi makanan Halal. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Majalah kereta api bawah tanah Toei, milik pemda Tokyo, Oedo, untuk bulan Juli menerbitkan edisi makanan halal, bahkan tertulis alfabet besar Halal di covernya.

Melihat isi majalah gratis tersebut, tampaknya hanya seperti majalah biasa yang memperkenalkan restoran dan mnakanannya. Tidak dengan esensi halal tersebut.

Tidak tertulis bagaimana pembuatan makanan, bahannya apa, dan sebagainya.

Menonjolkan makanan dari restoran yang mungkin dianggap halal karena dari negara Islam seperti Iran dan Mesir serta Malaysia.

Isi penulisan hanya menyatakan tidak ada babi dan tidak ada alkohol. Tapi tak menjelaskan cara penanganan pembuatan makanan tersebut.


Sertifikat halal yang ada di Jepang saat ini praktis buatan orang Malaysia (yang ada di Jepang) dengan harga sekitar 10.000 yen per sertifikat. Di masa lalu (sekitar 20 tahun lalu) bahkan dijual mahal puluhan ribu yen, layaknya sertifikat halal yang diperjualbelikan.

Beberapa waktu lalu Tribunnews.com sempat meninjau lima restoran yang memiliki sertifikat halal tersebut ditempel di pintu masuknya, semua dari lembaga yang dipimpin orang Malaysia.

Memang ada toko yang memiliki tempat sholat, lumayan bisa digunakan gratis dengan baik. Namun saat memeriksa dapur mereka, ternyata perlakuan barang pencucian dan segalanya di dapur tercampur aduk dengan produk tidak halal.

Toko juga menjual minuman alkohol. Setelah diminum (karena tamu 90% orang Jepang bukan muslim) gelas yang bahkan masih ada alkoholnya dicuci jadi satu semua dengan piring gelas garupu sendok lainya, lalu ditaruh di rak piring untuk dikeringkan secara alamiah dengan udara ruangan dapur tersebut.

Staf yang menyuci pun tidak mengerti mengenai soal halal, tahunya mencuci saja barang yang kotor.

Lalu bagaimana dengan minyak yang ada di sana? Umumnya di Jepang penggunaan minyak babi karena murah.

Petugas restoran pun tak tahu minyak apa yang dipakai. Namun Tribunnews.com yang melihat minyak itu dan membauinya, jelas menggunakan minyak babi.

Itulah kenyataan yang ada di Jepang saat ini. Tidak sedikit restoran hanya menyajikan lambang dan sertifikat Halal di restorannya, namun staf pekerja yang ada tidaklah mengerti apa yang dimaksudkan halal, bahkan dari hal mendasar pun, seperti minyak babi tersebut, tidak jadi perhatian mereka karena yang dipikirkan hanya tidak boleh ada daging babi saja. Itulah yang dianggapnya halal oleh petugas (staf) restoran di Jepang yang umumnya kerja paruh waktu (baito), bukan staf tetap.

Bagi yang ke Jepang mencari makanan halal sebaiknya menghubungi kaum muslim Indonesia yang ada di Jepang karena ini dipastikan lebih terjamin.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan