Tuntut 151 Juta Yen Perusahaan Farmasi Jepang Karena Anaknya Bunuh Diri
MR memasuki Zeria bulan Awal April 2013 dan langsung ikut pelatihan sampai dengan Agustus 2013
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Ayah seorang anak lelaki (MR) yang bunuh diri saat mengikuti pelatihan sebagai karyawan baru di perusahaan farmasi Zeria Pharmaceutical Co.Ltd., hari ini menuntut ke pengadilan ganti rugi 100 juta yen karena anaknya stres saat latihan sehingga bunuh diri.
"Anak saya stress karena mengalami pelecehan kekuasaan saat dia menjalani pelatihan sebagai karyawan baru Zeria," papar ayah korban Selasa ini (8/8/2017).
MR memasuki Zeria bulan Awal April 2013 dan langsung ikut pelatihan sampai dengan Agustus 2013 saat anak lelakinya saat itu berusia 22 tahun melakukan latihan di perusahaan farmasi Zeria.
Tanggal 10-12 April 2013 latihan dilakukan di Business Grand Works (BGW) khususnya pelatihan bertema perubahan perilaku. Pelatihan ini seperti pelatihan militer.
Korban meninggal bunuh diri 18 Mei 2013. Dewan pekerja menjelaskan kematian bunuh diri sebagai dampak tekanan beban mental yang sangat berat.
Baca: 5 Pengakuan Perempuan yang Mengaku Nabi di Makassar, Nomor 4 Bikin Tepuk Jidat
Anaknya sakit saat pulang setelah pelatihan dan menerima sertifikat kecelakaan pekerja tahun 201 sebagai bukti kalau terjadi kecelakaan.
"Dalam pelatihan itu anak saya di buli pelatihnya serta tekanan lain dari pelatihnya sehingga mengalami tekanan jiwa tinggi saat itu dan berdampak kepada bunuh diri anak saya," jelasnya lagi.
Ganti rugi 151 juta yen dituntut keluarga korban melalui pengadilan negeri Tokyo Selasa ini (8/8/2017).
Selain Zeria, tempat di mana korban melakukan pelatihan itu, Business Grand Works (BGW) juga ikut dituntut keluarga korban.
Namun pihak BGW menyatakan "Kami tak ada kesalahan apa pun dalam melakukan training. Pelatihan hanya 3 hari di bulan April dan dia meninggal pertengahan Mei."
BGW perusahaan pelatihan karyawan baru sampai kini telah melatih sekitar 7200 karyawan baru yang masuk ke sekitar 200 perusahaan Jepang.
Pihak Zeria menanggapi laporan tuntutan ini hanya menjawab, "Benar ada insiden. Tetapi kami melakukan pelatihan sudah sejak 40 tahun lalu dan kami tak mengerti mengapa dia bunuh diri. Kami belum terima komplain dari keluarga korban."