Sabtu, 20 September 2025

Viral! Sampah di Jepang Harus Bayar, Komunitas Bagi-bagi Hadiah Berkumpul

Komunitas yang baru terbentuk ini terbuka bagi siapa pun dengan syarat, tidak boleh posting yang berbau komersial jual beli.

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Facebook Bagi-bagi hadiah di Tokyo Jepang diluncurkan akhir November 2017 ini 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sampah yang biasa kita buang begitu saja, gratis, tetapi di Jepang malah harus bayar terutama barang bekas seperti TV, Kulkas, Lemari Es.

Meringankan pemilik yang mau menyerahkan gratis kepada orang lain, satu komunitas akhirnya berdiri di Tokyo mulai Kamis ini (30/11/2017).

"Iya, sayang kan kalau barang bekas masih bisa dipakai seperti TV dibuang begitu saja, lagi pula harus bayar kalau di-sampah-kan," papar Rikako Sugamo, warga Jepang yang sangat mencintai Indonesia membentuk Komunitas Bagi-bagi Tokyo Jepang (BTJ) kepada Tribunnews.com Kamis ini (30/11/2017).

Komunitas yang baru terbentuk ini terbuka bagi siapa pun dengan syarat, tidak boleh posting yang berbau komersial jual beli.

"Kami hanya menerima postingan bagi-bagi barang yang tidak dibutuhkan seseorang, tapi orang lain siapa tahu membutuhkannya. Bukan hanya barang tetapi bisa juga buku kuno yang justru oleh orang lain mungkin membutuhkan karena tidak ada di toko buku dan tak bisa mencari di internet pula," lanjutnya.

Tentu saja barang atau buku dan sebagainya gratis. Namun pengiriman dengan ongkos kirim harus dibayar oleh si penerima dan uang kirim tak perlu dikirimkan.

"Di Jepang ada sistim chakubarai yaitu barang dikirimkan lalu saat penerima mendapatkan barang tersebut, dia membayar ongkos kirim langsung kepada si pengirim barang perusahaan transportasi tersebut. Jadi si pemberi atau si pengirim sama sekali tak menerima uang apa pun, hanya si penerima barang yang membayar ke perusahaan pengiriman barang."

Selain postingan bagi-bagi barang di Jepang yang sudah biasa dilakukanb terutama bagi para pelajar dari negara berkembang, hal ini sangat terbantu sekali.

"Misalnya saja sepeda bekas. Pelajar pulang ke negaranya, sepeda yang masih bisa dipakai dan kalau beli skeitar satu juta rupiah, bisa dipindahtangankan ke temannya gratis, daripada dibuang jadi sampah harus bayar. Tentu saja jangan lupa memberitahukan registrasi asuransi sepeda pakai nama apa atau siapa, karena polisi yang melakukan razia suka menanyakannya."

Pelajar pun apalagi yang baru datang pasti mengeluarkan banyak biaya awal bagi kehidupannya. Apabila menerima barang bekas yang masih bisa terpakai pasti akan sangat terbantu.

"Misalnya lemari es bekas, televisi bekas, kompor bekas. Daripada beli kan bisa peroleh gratis di Jepang, tinggal bayar ongkos kirimnya. Itulah sebabnya kalau tinggal di dormitori Universitas besar biasanya pelajar yang baru datang dari negara berkembang suka mengunjungi tempat sampah. Siapa tahu ada barang bekas yang dibuang ke sana tapi masih bisa dipakai," ungkapnya lagi.

Komunitas BTJ ini terbuka bagi siapa pun warga Indonesia atau lainnya, dengan ketentuan tak boleh posting yang berbau jualan atau komersial.

"Langsung kami keluarkan sekali saja posting yang komersial. Namun informasi penting misalnya dari kedutaan Indonesia yang ada di Tokyo, tentu kami terima dengan baik untuk diposting," ungkapnya lebih lanjut.

Informasi menarik dan penting lain pun, asalnya bukan komersial masih bisa dipertimbangkan untuk muncul di komunitas tersebut demi kepentingan banyak orang, terutama soal bagi-bagi hadiah.

"Pokoknya jangan berbau komersil apalagi jual-beli merupakan pantangan kami," tekannya lebih lanjut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan