PM Jepang Shinzo Abe: Kelakuan Korea Utara Sudah Sangat Keterlaluan
Perdana Menteri Jepang yang juga Ketua Partai Liberal (LDP), Shinzo Abe menganggap kelakuan Korea Utara (Korut) sudah sangat keterlaluan.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang yang juga Ketua Partai Liberal (LDP), Shinzo Abe menganggap kelakuan Korea Utara (Korut) sudah sangat keterlaluan.
"Kelakuan Korea Utara sudah sangat keterlaluan, tidak bisa diterima bahkan pertama kali Jepang merasa kini keadaan paling parah dengan perbuatan yang dilakukan Korut akhir-akhir ini," ungkap PM Shinzo Abe dalam sambutan awal tahun di depan para anggota Partai Liberal (LDP) di Tokyo, Kamis (4/1/2018).
Selain itu PM Abe juga mengajak masyarakat internasional untuk menekan Korut agar mengikuti norma-norma masyarakat Indonesia dan memperbaiki kesejahteraan rakyatnya.
Baca: Cantiknya Istri Wakil Wali Kota Gorontalo yang Sempat Pingsan saat Ditangkap Pesta Narkoba
"Kita mesti tekan Korut agar mengikuti norma-norma internasional dan sebaiknya Korut memperhatikan lebih baik lagi kesejahteraan rakyatnya ketimbang militerisme yang dilakukannya," kata Abe.
PM Abe juga melihat dalam usaha 20 tahun terakhir melepaskan diri dari deflasi akhirnya Jepang berhasil melakukannya dan membangkitkan kembali perekonomian Jepang saat ini.

"Kita telah berhasil ke luar dari deflasi ekonomi saat ini. Namun yang jadi keprihatinan adalah jumlah tenaga kerja yang jauh semakin sedikit saat ini," ujarnya.
Baca: Cerita Petugas Lapas Nusakambangan Diganggu Noni Belanda hingga Bertemu Penampakan
Meskipun demikian PM Abe tetap berusaha mereformasi Jepang agar produktivitas dapat tetap ditingkatkan lebih baik lagi di tengah kurangnya tenaga kerja tersebut.
Mengenai penculikan warga Jepang, PM Abe tetap berjanji memperjuangkan hal tersebut sehingga pada akhirnya korban penculikan dapat kembali lagi ke Jepang.
PM Abe hari ini mengunjungi kuil besar Ise Jinggu yang dianggap keramat di Jepang dan sangat dihormati rakyat Jepang.