Kekerasan dan Faktor Kejiwaan Jadi Penyebab Kuat Perceraian di Jepang Saat Ini
Suasana kehidupan keluarga sudah berbeda saat ini dibandingkan tahun 1985 dan itu terbukti dari hasil survei
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dua faktor menarik yang mengemuka saat ini menjadi penyebab perceraian yang banyak ditemui di Jepang sekarang ini dibandingkan tahun 1985.
"Suasana kehidupan keluarga sudah berbeda saat ini dibandingkan tahun 1985 dan itu terbukti dari hasil survei dan data kementerian kesehatan Jepang saat ini," ungkap sumber Tribunnews.com seorang pejabat pemerintah Jepang Rabu ini (24/1/2018).
Kalau dulu misalnya tidak ada faktor kekerasan dalam 10 besar penyebab perceraian di Jepang, kini (walaupun data tahun 2016), kekerasan di dalam rumah tangga (DV atau Domestic Violence) menjadi penyebab terbesar ke-8 sehingga pasangan Jepang bercerai.
"Kekerasan di dalam rumah tangga mulai banyak, yang artinya suasana kehidupan mulai berubah menjadi lebih stres saat ini sehingga banyak menjadi penyebab perceraian di Jepang."
Sumber kepolisian Tribunnews.com juga menceritakan tidak sedikit telepon muncul ke pihak polisi gara-gara ada kekerasan di dalam rumah tangga belakangan ini.
"Kita hanya berusaha meredakan ketegangan, memisahkan suami isteri sementara sampai rukun kembali. Tetapi kalau kekerasna itu muncul, ada buktinya dan diadukan, dilaporkan oleh korban tentu diproses secara hukum," tambah sumber kepolisian tersebut.
Selain kekerasnma dalam rumah tangga, yang muncul cukup tinggi di peringkat ke-2 adalah faktor kejiwaan yang tidak stabil di dalam rumah tangga sehingga muncullah ketegangan suami isteri.
Misalnya isteri mendadak marah-marah dan maki-maki snagat keras dan sangat menyakiti, padahal suami hanya sedikit saja komentar yang disalahtanggapi isteri.
"Hal itu juga akibat stres kehidupan saat ini. Isteri sudah capai di kantor, pulang ke rumah dengan stres dan kejiwaan yang lemah, tidak stabil, masih harus masak buat suaminya, lalu kena komentar sedikit saja dari suami, langsung marah. Muncul ketegangan dan jadi faktor perceraian tinggis aat ini."
Meskipun ada dua faktor itu yang banyak muncul saat ini jadi penyebab perceraian, faktor utama perceraian adalah karakter yang tidak cocok keduanya (suami dan isteri) tetap jadi penyebab utama dari dulu sampai sekarang, untuk sebuah perceraian di Jepang.
Faktor ketiga adalah keterkaitan anak dan orangtua yang membuat hubungan retak antara suami dan siteri.
Lalu faktor keempat adalah hubungan kekeluargaan yang tidak cocok dan faktor kelima adalah hubungan seksual yang sudah tidak baik lagi jadi penyebab perceraian. Termasuk selingkuh dengan wanita lain.
Kemudian sikap keluarga yang boros dalam kehidupan atau pin masalah keuangan yang menjadi permasalahan antara suami isteri juga penyebab perceraian ke-6 dewasa ini.
Faktor penyebab perceraian ketujuh adalah karena sudah masa bodoh, tidak lagi tinggal bersama antara keduanya sehingga jadi penyebab perceraian.
Barulah faktor kekerasan rumah tangga di peringkat ke-8 sebagai penyebab perceraian dewasa ini di Jepang.