Perang Suriah: 'Rudal dan mortir dijatuhkan seperti hujan di Ghouta Timur'
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menggambarkan situasi di Ghouta Timur, di pinggiran Damaskus, Suriah, seperti 'neraka di muka bumi'.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menggambarkan situasi di Ghouta Timur di pinggiran Damaskus, Suriah, seperti 'neraka di muka bumi'.
Dalam pernyataan di depan anggota Dewan Keamanan PBB di New York, hari Rabu (21/02), Guterres menyerukan penghentian pertempuran di kawasan yang dikuasai pemberontak tersebut.
"Seruan saya kepada semua pihak yang terlibat perang adalah, hentikan pertempuran sesegera mungkin," kata Guterres.
Ia menambahkan gencatan senjata sangat penting untuk memungkinkan penyaluran bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Ghouta Timur yang terjebak konflik.
Kata 'neraka' yang digunakan sekjen PBB untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang sangat mengenaskan di kawasan ini.
- Pasukan Suriah membombardir kubu pemberontak, puluhan tewas
- 10 Perkara yang perlu diketahui tentang Aleppo
- Perang sengit berlangsung di pinggiran Damaskus, Suriah
Seorang warga bernama Firas Abdullah mengatakan, "Rudal dan mortir dijatuhkan ke kami seperti hujan."
"Tak ada tempat untuk bersembunyi di Ghouta Timur ini ... kami tak bisa lepas dari mimpi buruk," katanya.
Rekaman video memperlihatkan intensitas serangan militer Suriah sejak hari Minggu (18/02). Helikopter terbang rendah dan menjatuhkan bom ke sejumlah titik.
Serangan pasukan pemerintah pada hari Minggu itu menewaskan tak kurang dari 176 orang, termasuk anak-anak, yang merupakan serangan paling mematikan dalam tiga tahun terakhir.

Serangan hari Selasa (20/02) menewaskan lebih dari 60 orang.
Warga mengatakan militer ikut menjadikan rumah-rumah warga sipil, sekolah dan rumah sakit sebagai sasaran serangan, termasuk enam rumah sakit bawah tanah yang selama ini merawat para korban.
'Cukup sudah'
Guterres mengatakan warga di Ghouta Timur harus segera dibantu.
"Tragedi kemanusiaan terjadi di depan mata kita dan kita tak boleh membiarkan kekejaman ini berlanjut," katanya.

Sebelumnya, komisioner HAM PBB, Zeid Raad Al Hussein, mendesak masyarakat internasional membantu mengakhiri konflik.