Senin, 6 Oktober 2025

Kim Jong-un akan bertemu Vladimir Putin untuk pertama kalinya

Media pemerintah Korea Utara mengonfirmasi Kim-Jong-un akan segera berkunjung ke Rusia untuk mengadakan pembicaraan untuk pertama kalinya dengan

Media pemerintah Korea Utara mengonfirmasi Kim-Jong-un akan segera berkunjung ke Rusia untuk mengadakan pembicaraan pertama kalinya dengan Presiden Vladimir Putin.

Meski belum ada tanggal resmi yang diumumkan, pihak Kremlin menyebutkan keduanya akan bertemu "pada paruh kedua April".

Korea Utara menganggap penting setiap pertemuan dengan beberapa sekutu pentingnya, setelah gagal mencapai kesepakatan dalam pertemuan puncak dengan AS bulan Februari di Hanoi.

Keduanya akan mengusung agenda berbeda dalam pembicaraan yang diperkirakan akan berlangsung di kota Vladivostok, Rusia timur.

Seberapa besar pengaruh Moskow terhadap Korea Utara?

Uni Soviet adalah sekutu utama Korea Utara, yang menawarkan kerja sama ekonomi, pertukaran budaya dan bantuan. Mereka jugalah yang memberi Korea Utara pengetahuan awal tentang nuklir.

Namun sejak negara yang berjuluk Tirai Besi itu runtuh, hubungan mereka terpuruk. Dengan ikatan ideologis yang melemah, tidak ada alasan untuk perlakuan dan dukungan khusus. Dan sebagai mitra dagang reguler, Korea Utara tidak terlalu menarik bagi Rusia, karena tidak mampu menarik pasar internasional.

Sejak Rusia secara perlahan mengucilkan diri dari Barat sejak awal tahun 2000-an, beberapa hubungan sedikit meningkat. Moskow mendapati negaranya mendukung negara-negara "berdasarkan logika lama, bahwa musuh musuh saya adalah teman saya," jelas Profesor Andrei Lankov dari Universitas Kookmin Seoul.

Korea Utara dan Rusia terakhir kali mengadakan pertemuan bilateral pada tahun 2011, ketika Presiden Dmitry Medvedev bertemu ayah Kim, Kim Jong-il.

Secara geografis hubungan keduanya memang dapat dimengerti - mereka hanya dipisahkan oleh perbatasan yang tak terlalu jauh dari salah satu kota terpenting di Rusia, Vladivostok, yang diharapkan menjadi tempat pertemuan kedua pemimpin.

Selain kedekatan perbatasan, kementerian luar negeri Rusia juga mencatat ada sekitar 8.000 pekerja migran Korea Utara bekerja di Rusia, yang menyumbang pendapatan ke negaranya. Bahkan diperkirakan jumlahnya lebih besar dari yang diperkirakan.

Di bawah sanksi PBB saat ini, semua pekerja ini harus dipulangkan ke negaranya pada akhir tahun ini.

Apa yang diinginkan Korea Utara?

Pertemuan puncak antara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi berakhir tanpa ada kesepakatan atau kemajuan program nuklir Korea Utara.

Tentu saja ini bukanlah hasil yang diharapkan pemimpin Korea Utara, karena awalnya ia mengharapkan pencabutan keseluruhan sanksi internasional yang merugikan ekonomi di negaranya.

"Sanksi-sanksi internasional mulai berlaku dan tidak mengubah posisi AS, sangat tidak mungkin Korea Utara akan dapat memperoleh bantuan sanksi dan meningkatkan perdagangan dengan dunia luar," kata Prof Lankov.

Donald Trump
AFP
Pertemuan puncak pada bulan Februari di Hanoi berakhir tanpa mencapai kesepakatan.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved