Senin, 6 Oktober 2025

Kim Jong-un akan bertemu Vladimir Putin untuk pertama kalinya

Media pemerintah Korea Utara mengonfirmasi Kim-Jong-un akan segera berkunjung ke Rusia untuk mengadakan pembicaraan untuk pertama kalinya dengan

Sebagian besar kalangan memperkirakan, pertemuan antar kedua negara tersebut tidak banyak menghasilkan kesepakatan penting.

Selain mendapatkan pengakuan internasional dan pengaruh untuk pertemuan di masa yang akan datang dengan Washington, Korea Utara lebih tertarik pada soal keuangan.

"Situasi ekonomi negara itu buruk dan Pyongyang sangat ingin relaksasi dalam sanksi sehingga perdagangan reguler dapat meningkat," kata Lankov. "Mereka juga menginginkan uang dalam bentuk bantuan."

Namun tidak ada bantuan yang akan datang dari Moskow.

Roket
Getty Images
Korea Utara melihat kemampuan nuklirnya sebagai kunci pertahanan militernya.

Moskow menyatakan bahwa Pyongyang adalah negara yang tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dikelola dan tidak akan menghabiskan banyak uang, kata Lankov. Dan uang adalah yang paling dibutuhkan Korea Utara.

"Korea Utara tidak akan mendapatkan banyak dari Rusia," Lee Jai-chun, mantan duta besar Korea Selatan untuk Rusia, mengatakan kepada BBC.

"Ekonomi Rusia berada dalam situasi yang sulit setelah sanksi atas Krimea. Pertemuan itu akan menjadi isyarat bagi pemerintahan Trump, dan kepada Korea Selatan."

Pertemuan itu juga akan memiliki implikasi domestik, katanya. "Warga Korea Utara tahu bahwa pertemuan puncak dengan AS itu gagal, sehingga pertemuan dengan Rusia bisa menjadi 'pertunjukan' bagi rakyat Korea Utara."

Dalam hal ikatan ekonomi, Rusia terikat oleh sanksi Dewan Keamanan PBB. "Pertemuan itu tidak melanggar sanksi-sanksi yang diterapkan," kata Lankov. "Mungkin Moskow akan menutup mata terhadap beberapa pelanggaran sanksi kecil."

Map
BBC

Pelanggaran terbuka yang dilihat sebagai sanksi oleh Kremlin hanya akan merugikan kepentingan Rusia dengan imbalan yang sangat sedikit: Korea Utara bukan pasar ekspor yang relevan untuk Rusia. Dan pada gilirannya, Korea Utara tidak memiliki produk utama yang bermanfaat bagi Rusia.

"Jadi paling banyak, akan ada beberapa janji bantuan simbolis kecil," kata Lankov, "dan lebih banyak percakapan dibanding dengan tindakan".

"Moskow khawatir menghabiskan uang untuk negara yang dipandang sangat tidak dapat diandalkan, terutama pada saat Rusia sendiri menerima sanksi internasional."

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved