Kim Jong-un akan bertemu Vladimir Putin untuk pertama kalinya
Media pemerintah Korea Utara mengonfirmasi Kim-Jong-un akan segera berkunjung ke Rusia untuk mengadakan pembicaraan untuk pertama kalinya dengan
Alexey Muraviev, seorang professor di Curtin University di Perth, Australia, mengatakan Korea Utara harus menunjukkan kepada AS bahwa "mereka tidak terisolasi".
"Jika mereka dapat menunjukkan bahwa masih ada kekuatan besar yang mendukungnya, mereka akan punya kekuatan untuk pembicaraan dengan AS dan China."
Jadi Rusia menjadi pilihan yang menarik.
"Kim harus diberi kepercayaan penuh," ujar Muraviev. "Ia cukup terampil dalam bermain diplomasi berisiko tinggi untuk kepentingan ekonomi Korea Utara - dan untuk kelangsungan rezimnya sendiri."
Keduanya mengadakan pembicaraan soal aktivitas rudal baru untuk menekan Washington kembali ke meja perundingan.
"Strategi Korea Utara selalu berkaitan erat dengan konflik kekuatan dunia dan mendapatkan konsesi seperti itu," Park Young-ja, seorang peneliti di Institut Korea untuk Penyatuan Nasional, mengatakan kepada BBC Korea.
"Jadi, pertemuan dengan Rusia bisa menjadi kartu yang dapat dimainkannya melawan China dan AS."
Apa yang diinginkan Moskow?
Presiden Putin sangat ingin bertemu dengan pemimpin Korea Utara di tengah pertemuan puncak Trump-Kim, namun entah kenapa Kremlin tersingkir.
Jadi pertemuan puncak di Hanoi gagal mencapai kesepakatan, pertemuan dengan Kim Jong-un merupakan kesempatan yang baik bagi Putin untuk mengembalikan Moskow ke arena permainan.
Seperti AS dan China, Rusia tidak senang pada Korea Utara yang menjadi negara nuklir dan pada awal tahun 2000-an adalah bagian dari perundingan enam pihak yang bernasib buruk, setelah Pyongyang menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.
Tetapi tidak seperti Washington, Moskow ingin menerima status quo: denuklirisasi dipandang sebagai tujuan yang tidak realistis, sehingga Kremlin malah menginginkan pembicaraan dengan Pyongyang yang bertujuan menstabilkan situasi.

Keterlibatan Rusia juga merupakan masalah gengsi dan reputasi. Terlepas dari bagaimana hubungan AS-Korea Utara akan berjalan, Rusia tertarik untuk terlibat setidaknya di beberapa tingkat.
Jika Putin berhasil menguasai setidaknya beberapa tingkat dalam situasi ini, ia dapat menunjukkan bahwa Rusia masih ada di wilayah tersebut.
Bahkan akan menjadi lebih baik jika Kremlin berkontribusi dengan cara berarti untuk menyelesaikan situasi Korea Utara.