Cerita Seru dari Paramita Sheila Widjaja Pemenang Kao Prize
Bayangkan kalau guru memiliki murid yang pintar dan kreatif seperti ini, pasti menyenangkan. Kalau tes
Editor:
Widiyabuana Slay

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM - Bayangkan kalau guru memiliki murid yang pintar dan kreatif seperti ini, pasti menyenangkan. Kalau tes, ulangan, kertas jawaban di gambar-gambar. Kalau jawabannya lilin, malah digambar lilin, digambar api unggun dan sebagainya.
Itulah yang dilakukan Paramita Sheila Widjaja (8), pemenang Kao Prize dari SDKI Penabur Pasar Baru Jakarta Pusat, khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (24/12/2013) siang sambil menceritakan pengalamannya ke Tokyo menerima langsung hadiah dari Kao Corporation.
Selama tujuh hari Sheila (nama panggilannya) berada di Tokyo dan Yokohama bersama orangtua dan neneknya sejak 11-18 Desember 2013. Tanggal 14 Desember secara resmi dalam sebuah upacara di Tokyo Sheila menerima hadiahnya dari Kao Corporation yang dihadiri pula para dewan juri.
"Waduh gambarmu terutama bulu burungnya bagus sekali, bagaimana cara membuatnya tuh?" tanya seorang juri.
Sheila pun menjelaskan layaknya seorang pelukis profesional, "Mula-mula dasar warna kuning, lalu digambar, tinta warna lain ditindih, di caruk, di garet-garet pakai semacam obeng untuk bulu-bulunya yang halus," begitulah ceritanya.
Murid kelas tiga sekolah dasar ini sangat menggemari ayam goreng Kentucky dan bakmi Gadjah Mada, "Saya suka menggambar pakai crayon. Mula-mula membuat rancangan gambar, pikirkan bagaimana cara menggarisnya, bagaimana mewarnainya dan sebagainya, sampai selesai. Kadang bisa makan waktu lima jam kalau menggambar terus saja di dalam kamar," paparnya seperti orang dewasa menceritakan pola kreativitasnya menggambar.
Lalu kalau sudah besar Sheila ingin jadi apa, "Saya mau jadi presiden di perusahaan saya sendiri," paparnya bangga menunjuk ayahnya yang punya perusahaan sendiri, "Tapi saya mau lebih hebat lagi daripada papa sekarang, jadi presiden yang punya perusahaan besar sekali," lanjutnya.
Kecintaannya kepada gambar terlihat kental pada saat sekolah sehari-hari. Saat ulangan dia sering membuat gambar-gambar di kertas ulangannya, "Tidak marah guru, diam saja, malah ada yang tersenyum," paparnya lagi.
Di Tokyo Sheila sempat ke Museum Doraemon, "Saya senang sekali bisa melihat langsung Doraemon di museumnya," tekannya lagi. Tentu juga melihat Tokyo Disneyland, Taman teh yang indah di Tokyo, Hamarikyu dan sebagainya.
Karya Sheila
Tahun lalu pada kompetisi yang sama, yang ke-3, Sheila juga pernah ikut tetapi belum menjadi pemenang. Kini kompetisi yang ke-4 kali bersama 20 peserta berbagai negara berhasil mendapatkan Kao Prize. Temanya kali ini Kebersamaan Lingkungan.
Gambar karya yang dibuat Sheila berupa burung yang melirik kepada manusia, "Burung itu senang hidup bersama dengan manusia karena terjaga lingkungan hidupnya. Mata burung saya buat jelas melirik ke manusia dan seolah tersenyum kepada manusia dan bulu burung yang kontras dan indah melambangkan burung yang terjada dengan baik lingkungan kehidupannya."
Hadiah Grand Prix diperoleh Narathip Choemue dari Thailand. Sedangkan kao Prize selain Sheila juga ada enam orang lainnya lagi dari Jepang, Malaysia, Bangladesh, Romania, China.
Tahun 2013 ini juga Sheila pernah mendapat Juara Harapan ketiga lomba melukis anak-anak dari Faber Castle di Jakarta, di sekolah Penabur pernah jadi juara pertama, kompetisi melukis diselenggarakan Japan Foundation sebagai Nominasi, kompetisi oleh Pasekolah juara ketiga melukis crayon antar sekolah di Jakarta tahun 2012.
Setelah melihat juga Asakusa di Tokyo, juga Tokyo National Science Museum di Ueno dan berbagai obyek wisata di Jepang, Sheila tampaknya ingin pergi lagi ke Jepang, "Saya mau lebih semangat lagi belajar melukis biar bisa jadi juara pertama dunia nantinya sehingga bisa ke Jepang lagi," paparnya lebih lanjut.