Kamis, 4 September 2025

Tewas Dibakar Massa

Ternyata Pria Ini yang Menyiram Tubuh Muhammad Al Zahra dengan Bensin di Kasus Pencurian Amplifier

"SD menyiram dan membakar korban itu karena terbakar emosi saat itu, sehingga dia lupa akhirnya berbuat sangat kejam terhadap MA," katanya.

Editor: Choirul Arifin
WARTA KOTA/FITRIYANDI AL FAJRI
Autopsi jenazah Muhammad Al Zahra alias Joya (30) yang tewas dibakar massa, di Kampung Harapan Baru RT 03/03, Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu (9/8/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Polres Metro Bekasi, telah menangkap sebanyak lima tersangka pada kasus pembakaran Muhammad Al Zahra (MA) alias Joya (30).

Joya diduga mencuri amplifier musala Al Hidayah, di Kampung Muara Bakti RT 012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi pada Selasa (1/8/2017).

Salah satu tersangka merupakan yang membakar Joya.

Menurut Kapolres Metro Bekasi, Kombes Asep Adisaputra saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2017), total ada lima tersangka yang sudah ditangkap polisi.

Mereka adalah SU 40 tahun, menganiaya korban dengan memukul punggung dan perut, NA 39 tahun, memukul bagian perut.

Kemudian AL 18 tahun, menginjak-injak kepala, lalu AR 55 tahun, dia memukuli perut dan punggung.

Baca: Hati Saya Pedih, Anak Meninggal Dunia karena Dibakar

"Serta  SD 27 tahun, dia yang membeli bensin, menyiram, dan membakar MA," ujarnya.

Asep menjelaskan bahwa SD membeli bensin eceran menggunakan plastik di sekitar tempat kejadian.

Lalu, menyiramkan ke tubuh MA dan membakarnya.

Baca: Polisi Masih Belum Bisa Pastikan Penyebab Kematian Korban Pembakaran Massa di Bekasi

"SD menyiram dan membakar korban itu karena terbakar emosi saat itu, sehingga dia lupa akhirnya berbuat sangat kejam terhadap MA," katanya.

Dari lima tersangka yang sudah diperiksa ini, lanjut Asep, disimpulkan bahwa situasi saat itu, di tengah keramaian, di pasar kecil tempat berkumpul orang banyak.

Lalu massa tergerak karena ada respon terhadap suatu peristiwa yaitu adanya orang yang diteriaki sebagai maling.

"Di sini kemudian berlaku perilaku kolektif di mana masyarakat tergerak merespon suatu peristiwa dengan spontan. Tidak sistematis, tidak terstruktur, artinya spontan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan