Resmikan Gedung Promoter, Kapolri Teringat Saat Menjabat Kadensus 88
Kapolri Jenderal Tito Karnavian meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2018).
Tito datang bersama istrinya dengan seragam dinas lengkap sekitar pukul 09.00 WIB. Ratusan anggota Polda Metro Jaya menyambut sang jenderal dengan Mars Jaya Dharma Sevaka.
Tito berjalan mendekati tenda yang dibalut kain merah putih dengan dilengkapi ornamen betawi, seperti ondel-ondel dan kembang kelapa.
Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis menyambut kedatangan Kapolri dengan suguhan kesenian tradisional betawi, palang pintu. Saat berpidato, Tito mengisahkan awal mula pembangunan gedung profesional, modern, dan terpercaya atau gedung promoter.
"Pembangunan dimulai tahun 2004," ujar Tito di depan Gedung Promoter, Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2018).
Tito mengatakan, Kapolri saat itu, yakni Jenderal Da'i Bachtiar berinisiatif untuk membangun Gedung Detasemen Khusus 88. Saat itu, Gedung Densus dirasa prioritas, karena maraknya aksi teror.
"Saat itu, saya AKBP dan dilantik Kepala Densus 88. Saya berharap berkantor di situ," ujar Tito.
Tito tak memungkiri, pembangunan terhambat masalah anggaran. Hingga, 13 tahun berlalu, gedung yang awalnya untuk Densus 88 pun berubah peruntukkan.
"Namanya kita ganti Gedung Promoter. Sesuai visi-misi kami untuk mendapatkan kepercayaan publik," ujar Tito.
Tito menyebut, pembangunan gedung merupakan bentuk modernisasi polri. Ia mengklaim, Gedung Promoter tidak kalah dengan gedung kantor Kepolisian Singapura. Gedung Promoter memiliki 23 lantai.
Pembangunan dimulai 8 September 2004 dan dinyatakan selesai dibangun pada 18 Desember. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen Firman Gani.
Pembangunan gedung menelan biaya Rp 498 miliar. Gedung akan diisi oleh jajaran Direktorat dan Biro Polda Metro Jaya untuk memudahkan koordinasi. Mengusung konsep go green, terdapat ruang terbuka hijau di area gedung dilengkapi dengan rumput yang hijau.
Tito mengatakan, gedung utama Polda Metro Jaya yang lama akan dikosongkan. Gedung itu, akan dipergunakan untuk monitoring center. Termasuk, digunakan oleh Satuan Tugas Nusantara untuk memantau jalannya Pemilihan Kepala Daerah serentak pada 2018.
"Akan ada Satgas Nusantara, dalam rangka mendinginkan isu-isu terkait pilkada. Sehingga dengan kegiatan cooling system, situasi politik yang memanas tidak meledak," ujar Tito.
Peresmian ditandai oleh penandatanganan Gedung Promoter oleh Kapolri dan gunting pita di depan pintu masuk Gedung Promoter.