Kata Politisi PKS, Tes Kepatutan Cawagub DKI Seharusnya Tidak Dibutuhkan
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi menilai pembentukan Badan seleksi fit and proper test kandidat calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi menilai pembentukan Badan seleksi fit and proper test kandidat calon wakil gubernur DKI Jakarta sebetulnya tidak dibutuhkan.
Namun, PKS menyetujui adanya fit and proper test guna menghormati mekanisme yang ada di Gerindra.
"Kalau PKS sebenarnya nggak perlu itu (Fit and Proper Test). Tapi karena itu mekanisme yang ada di Gerindra kita hormati," kata Suhaimi saat dihubungi, Minggu (18/11/2018).
Tak diperlukannya badan seleksi itu karena dua partai pengusung telah sepakat menyerahkan jatah kursi wakil gubernur DKI kepada PKS.
Baca: Respons Politikus PKS DKI Sikapi Batalnya Acara Pengibaran Bendera Warna-warni di Monas
Namun Suhaimi mengatakan, Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik membentuk badan fit and proper test dengan alasan mengikuti mekanisme yang berlaku di partainya.
"Jadi kalau kita memandangnya nggak perlu fit and proper test ini. Kan sudah di kasihkan ke PKS, nggak perlu lagi kan gitu. Tetapi kata pak Taufik sebagai Ketua Gerindra DKI, dia mengatakan itu sudah merupakan mekanisme yang ada," kata dia.
Saat ini, PKS tetap konsisten mengusung dua nama kadernya yakni Mantan Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu, dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI Agung Yulianto.
Diketahui belakangan, lanjut Suhaimi, mencuat dalam forum bersama Gerindra bahwa mereka meminta PKS mengajukan lebih dari dua nama.
Namun hal tersebut masih berupa usulan, bukan sebuah kesepakatan baru.
"Tapi mencuat sih dalam forum itu ya jangan dua orang lah, tapi nggak menyebutkan 4 (nama). Tapi ini bukan kesepakatan ya, berbeda. Mencuat di omongan dengan kesepakatan berbeda," ujarnya.