Rabu, 17 September 2025

Mantan Menteri yang Kembali ke Kampus dan Berbaur dengan Mahasiswa

Sebagai guru besar, Prof BS Muljana bisa saja tidak mengikuti antrean mengambil uang pensiunnya, yang ternyata sangat kecil

Editor: Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS/ANDRI MALAU
Ketua Forkoma PMKRI Hermawi Taslim (tengah) bersama mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI Stefanus Asat Gusma (kanan) dan Ketua Presidium PP PMKRI Lidya Natalia Sartono melayat jenazah mantan Menteri Muda Bappenas BS Muljana. Jasad BS Muljana dimakamkan di TPU Sandiego Hils, Kamis (18/9/2014). 

Laporan Wartawan Tribunenws.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Muda Bappenas pada pemerintahan Soeharto, Prof Dr Bernardus S Muljana telah wafat di RS Boromeus Carolus Jakarta Pusat, Senin lalu. Jasadnya dimakamkan di tempat pemakaman Sandiego Hils, Karawang, Jawa Barat, Kamis (18/9/2014). Sosok Guru Besar Universitas Indonesia itu mewariskan banyak teladan kesederhanaan bagi generasi muda.

Gambaran mengenai sosok BS Muljana diungkap Ketua Umum Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI Hermawi Taslim. Menurut Hermawi, setelah pensiun sebagai PNS dan tidak lagi duduk sebagai menteri, BS Muljana kembali mengajar di kampus Universitas Indonesia, dosen calon doktor ekonomi di FE - UI.

Di kampus UI-lah, Taslim sangat terkesan atas kesederhanaan dan kesahajaan BS Muljana. Satu waktu, antara akhir dekade 1980-an hingga awal 1990-an, ia bertemu BS Muljana di kampus. Sebagai guru besar, Prof BS Muljana bisa saja tidak mengikuti antrean ke teller bank untuk mengambil uang pensiunnya, yang ternyata sangat kecil.

"Tapi, ia memilih berjejal dengan para mahasiswa mengantre dengan alasan, 'saya kan sudah pensiun, saya hanya orang biasa seperti kamu.' Sungguh pribadi yang begitu mengesankan. Terima kasih Tuhan engkau telah memberikan seorang senior yang mewarisi keteladanan, keiklasan dan ketulusan dalam seluruh pengabdiannya," ujar Hermawi Taslim kepada Tribun, Kamis.

BS Muljana menghembuskan napas terakhir pada hari Senin (15/9) lalu, pukul 08.00 WIB di Rumah Sakit Saint Carolus Jakarta. Almarhum Muljana meninggal dalam usia 83 tahun karena sakit.

Jenazah dimakamkan di TPU San Diego Hills setelah terlebih dahulu dilakukan upacara Misa Arwah di Gereja Katedral Jakarta yang dipimpin Pastor Padmaseputra SJ dan Soebagio Pr.

Ia lahir di Sentolo, Yogyakarta, 3 Maret 1931. Sarjana di bidang Ilmu Ekonomi diraihnya dari FEUI pada tahun 1959 yang dilanjutkan dengan pendidikan lanjutan di Department of Economics and Political Science, McGill University, Montreal, Kanada. Gelar PhD berhasil diraihnya dari Iowa State University di Ames, Amerika Serikat, tahun 1971 dengan disertasi berjudul "The Role of Agricultural Export in Indonesia's Economic Development".

Salah satu sumbangan dalam keilmuannya yaitu buku berjudul "Pembangunan Ekonomi dan Tingkat Kemajuan Ekonomi Indonesia" yang dipublikasikan tahun 1983.

Perannya sebagai Widyaiswara di Lemhannas menghasilkan tanda jasa Tanhama Dharma Magva serta Satya Lencana Dwidya Sistha. Ia juga dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana serta Bintang Karya Satya Lencana.

"Salah satu faktor keberhasilan BS Muljana selama hidup adalah disiplin yang begitu kuat dan keteguhannya pada perinsip dan sumpah jabatan. Praktis selama kariernya ia tidak pernah bersentuhan dengan gosip-gosip miring yang banyak menjatuhkan para pejabat terutama korupsi," kenang Hermawi Taslim. Menurut Hermawi, ia mulai berinteraksi dengan BS Muljana ketika menjadi pengurus Pusat PMKRI.

Saat masih mahasiswa, ia termasuk aktivis organisasi kemasiswaan yang tergabung delam Kelompok Cipayung, yakni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Ia dua perode menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat PMKRI di Jakarta, tahun 1957 - 1959.

Sebelum menjabat menteri, Muljana berkali-kali menjadi asisten berbagai kementerian seperti Asisten Kementerian Pertanian, Asisten Menko Ekuin, dan terakhir sebagai Menteri Muda Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Ketua Bappenas periode 1988 - 1993.

Kala itu, ujar Taslim, akhir tahun 1988, para Pengurus Pusat PMKRI mengirim surat kepada tiga senior PMKRI yang menjadi menteri saat itu untuk beraudiensi dan bertukar pikiran tentang masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan.

BS Muljana sebagai menteri muda perencanaan pembangunan, Cosmas Batubara sebagai Menteri Negara Perumahan rakyat (Period ke-2) dan Sudrajat Djiwandono sebagai Menteri Muda Perdagangan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan