Sistem e-Procurement Banyak Dimanfaatkan Para Koruptor
Mantan anggota KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan sistem e-Procurement ternyata banyak kelemahan dan dimanfaatkan para koruptor.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto mengungkapkan sistem e-Procurement ternyata banyak kelemahan dan dimanfaatkan para koruptor.
"Saya tahu karena semua teman di KPK menjelaskan kepada saya. Tak perlulah saya buka di sini nanti repot ditiru banyak orang untuk korupsi nanti," kata Bambang Widjojanto di hadapan masyarakat Indonesia di Sekolah Republik Indonesia Tokyo, Jumat (28/7/2017).
Bambang juga mengungkap soal reklamasi Jakarta yang harga tanahnya dibeli Rp 6 juta per meter persegi namun dijual dengan harga Rp 30 juta per meter persegi.
"Pengusaha dapat keuntungan Rp 120 triliun. Kalau tak dibuka sejak awal semua hal itu yang tanah negara ini bagaimana? Oleh karena itu bagaimana kontrol itu bisa dilaksanakan sebenarnya semua tugas kita bersama-sama," kata Bambang.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang juga melakukan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Tokyo mengakui kelebihan yang ada pada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Saya respek dengan Ahok dan banyak yang bisa kita pelajari darinya. Kini waktunya bekerja dan membangun, mari kita kerja sama semua, mengerahkan semua kemampuan kita untuk membangun Jakarta bersama-sama," ajak Anies.
Anies dan Bambang yang tiba Kamis (27/7/2017) akan menuju ke Korea hari Minggu (30/7/2017) atas undangan wali kota Seoul. Dari Seoul Anies dan Bambang akan kembali ke Indonesia.