Penyidik KPK Diteror
KPK Tunggu Perkembangan Hasil Pertemuan Kapolri dan Presiden
"Kami pelajari terlebih dahulu perkembangan dari hasil pertemuan Kapolri dan Presiden hari ini,"
Penulis:
Theresia Felisiani
Editor:
Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus memantau perkembangan penanganan kasus teror terhadap penyidik seniornya, Novel Baswedan.
Termasuk hasil dari pertemuan antara Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dengan Presiden Joko Widodo juga dipelajari dan disimak KPK.
"Kami pelajari terlebih dahulu perkembangan dari hasil pertemuan Kapolri dan Presiden hari ini," ucap Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, Senin (31/7/2017).
Dikatakan dia, KPK berharap kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan segera terungkap.
"Kita berharap pelaku penyerangan segera ditemukan, baik itu pelaku lapangan ataupun aktor intelektual penyerangan tersebut," katanya.
Lebih lanjut soal perhatian Presiden terhadap kasus Novel, menurut Febri, KPK melihatnya sebagai sinyal baik agar peneror tidak dibiarkan berlama-lama bebas di luar.
Karena risiko tentu tidak hanya terhadap Novel atau pegawai KPK lainnya, tetapi juga terhadap pihak-pihak yang berperan aktif dalam pemberantasan korupsi.
"Sejauh ini, karena domain kasus ini adalah tindak pidana umum, kami kira kita perlu menunggu perkembangan hasilnya dari Polri. Sejumlah hal sudah dilakukan, semoga setelah pertemuan tersebut ada kemajuan," katanya.
Diketahui hari ini, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menemui Presiden Jokowi, menyampaikan perkembangan kasus teror Novel yang sudah 100 hari lebih tidak kunjung terungkap.
Ini dilakukan karena banyak pihak mendesak agar presiden membuat tim pencari fakta demi mengungkap kasus Novel.
Usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Tito Karnavian merilis sketsa wajah pelaku terduga penyerangan.
"Tinggi hampir 170 atau antara 167 hingga 170 cm. Pria ini memiliki rambut keriting dan kulit tubuh agak hitam dan badannya cukup ramping," papar Tito Karnavian.
Tito menjelaskan sketsa yang ditampilkan tersebut berbeda dengan kriteria empat orang yang sempat dicurigai sebelumnya.