Film G30S
Jawaban Panglima TNI Soal Film Jagal dan Senyap Tidak Ikut Diputar
Film tentang kekejaman yang terjadi seputar peristiwa 1965, bukan hanya Pengkhianatan G30S/PKI.
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film tentang kekejaman yang terjadi seputar peristiwa 1965, bukan hanya Pengkhianatan G30S/PKI.
Beberapa tahun belakangan, muncul dua film terkait peristiwa tersebut yang mendapat apresiasi dari dunia internasional.
Baca: Menhan:Film G30S/PKI Sesuai Kenyataan, Tidak Apa-apa Diputar, Pelajaran Bagi Kita Semua
Film tersebut adalah film karya Joshua Oppenheimer, sineas asal Amerika Serikat (AS), yang berjudul Senyap dan Jagal.
Film Senyap bercerita bagaimana para pelaku penjagalan terhadap orang-orang yang dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI), di kawasan Sumatera Utara.
Sementara film Jagal tentang kehidupan adik dari korban penjagalan oleh orang-orang yang mengklaim sebagai anti-komunis.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menginstruksikan kepada jajarannya untuk menonton Film Pengkhianatan G30S/PKI.
Sementara, film Jagal dan Senyap tidak masuk dalam instruksinya.
Ia pun memberikan jawaban mengenai hal tersebut.
Baca: Agus Yudhoyono Khawatir Etnis Rohingya Direkrut Sebagai Teroris di Kawasan ASEAN
"Itu kan ada badan sensor dan kepolsian dan sebagainya, yang saya (instruksikan) adalah menyetel film itu," kata Gatot kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9/2017).
Alasan dirinya menginstruksikan jajarannya kembali menonton film Pemberontak G30S/PKI untuk mengingatkan agar sejarah kelam tersebut tidak terulang.
Baca: Usulan Djarot Gubernur DKI Tidak Melalui Sistem Pemilu Harus Ditolak
"Kalau sudah tidak ada lagi untuk menginformasikan siapa. Anak tumbuh dewasa ada media sosial. Itu yang diterima akhirnya tidak sadar. Sejarah kan cenderung berulang. Kalau berulang kan kasihan bangsa ini," katanya.
Gatot menyebut tidak masalah banyak orang yang mempersepsikan lain terkait instruksi kepada jajarannya.
"Orang mempersepsikan lainnya ya silahkan saja. Haknya beda-beda kok tidak masalah. Saya tidak akan menanggapi itu. Yang penting saya kerjakan," ujarnya.