Selasa, 2 September 2025

Pertemuan Alumni 212 dengan Jokowi Berawal dari Rapat Jelang Kepulangan Habib Rizieq

Ia mengaku baru mendapat kabar pada tanggal 14 April 2018 dan memintanya untuk hadir di Istana.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Gita Irawan
Salah seorang anggota Tim 11 Ulama Alumni 212 sekaligus Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Yusuf Muhammad Martak (tengah) di Restoran Larazeta, Tebet pada Rabu (25/4/2018) saat konferensi pers terkait pertemuan Tim 11 dengan Presiden Joko Widodo. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah seorang anggota Tim 11 Ulama Alumni 212 sekaligus Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam mengatakan bahwa pertemuan Tim 11 dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor pada Minggu (22/4/2018) berawal dari rapat menjelang kepulangan Pendiri Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang direncanakan akan kembali ke Indonesia dari Mekkah pada 21 Februari 2018.

Menurutnya rapat tersebut dilaksanakan pada sekitar tanggal 12 Februari 2018.

"Jadi ini berawal dari rapat menjelang kepulangan Habib Riziq pada 21 Februari yang direncanakan kembali ke Indonesia. Satu minggu sebelumnya sekitar tanggal 12 Februari kita mengadakan rapat agar bagaimana kepulangan Habib Rizieq ini bisa menjadi lancar aman tertib dan bisa terlaksana dengan baik," kata Hisyam di Restoran Larazeta Jakarta pada Rabu (25/4/2018).

Baca: Alkhaththat Sebut Pertemuan Alumni 212 dengan Jokowi Tidak Ada Kaitannya dengan Amien Rais

Atas inisiasi mantan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Husni Thamrin atau Abi Tham maka para ulama yang ikut terlibat pada saat itu sepakat dan atas izin Habib Rizieq untuk memberikan penjelasan dengan berbicara langsung kepada Jokowi.

Kemudian Hisyam mengaku diamanatkan untuk meminta mengadakan pertemuan dengan Jokowi di Istana.

Ia mengaku baru mendapat kabar pada tanggal 14 April 2018 dan memintanya untuk hadir di Istana.

Kemudian tanggal 19 April 2018 ia menemui Presiden Jokowi secara empat mata di Istana dan mengadakan untuk membahas pertemuan.

"Oleh sebab itu saya pribadi pada tanggal 19 April diterima Bapak Presiden empat mata. Di Istana pada tanggal 19 April pukul 15.30 WIB saya bertemu Presiden," kata Hisyam.

Dalam pertemuan tersebut, Hisyam mengungkapkan bahwa isi dari pertemuan tersebut hanya akan membahas satu topik yaitu terkait penghentian kriminalisasi ulama yang mereka anggap telah dilakukan oleh pemerintah.

"Presiden tanya kepada saya rencana pertemuannya kontennya apa? Saya bilang Pak Presiden. Selain silaturahmi adalah bagaimana agar kriminalisasi dapat dihentikan. Itu konten yang disampaikan ulama," kata Hisyam.

Akhirnya setelah Presiden Jokowi memintanya menunggu untuk terlebih dulu membahas rencana pertemuan tersebut dengan tim kecil miliknya, Hisyam dikabari pada malam hari tanggal 19 April 2018 bahwa pertemuan akan dilakukan pada Minggu (22/4/2018) di Istana Bogor.

"Oleh sebab itu kemudian dalam pertemuan itu Presiden menyatakan 'baik, saya akan kaji dulu dengan tim kecil, malam hari akan saya kabarin Pak Usamah'," kata Hisyam menirukan percakapannya dengan Jokowi pada saat itu.

Menurutnya pertemuan tersebut menjadi penting untuk mencairkan kesalahpahaman antara Presiden Jokowi dengan para ulama Alumni 212, khususnya terkait upaya krominalisasi yang mereka duga dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.

"Dan saya menyampaikan pertemuan ini menjadi penting agar miskomunikasi antara Presiden dan ulama selama ini bisa cair ya. Menjadi sangat penting untuk menuntaskan upaya kriminalisasi," kata Hisyam.

Tim Ulama Alumni 212 yang bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor pada Minggu (22/4/2018) terdiri dari Ketua Misbahul Anam, Sekretaris Alkhathat, dan para anggota Abdul Rasyid, Abah Roud Bahar, Slamet Maarif, Usamah Hisyam, Sobri Lubis, Husni Thamrin, Muhammad Nur Sukma, Yusuf Muhammad Martak, serta Aru Syeif Asydullah. 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan