Pilpres 2019
Pengamat: Prabowo Sangat Diuntungkan Jika Gandeng AHY Dalam Pilpres 2019
"Tentu, jika PKS merelakan hal ini terjadi, maka posisi Prabowo akan menguat," jelasnya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai akan menguntungkan Prabowo Subianto jika menggandeng Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon Wakil Presiden (Cawapres).
"Bagi Prabowo hal ini akan sangat menguntungkan. Artinya Prabowo memperbesar cakupan pemilihnya dari yang biasa dan nampaknya hanya maksimal di angka 30 persen," ujar Ray Rangkuti kepada Tribunnews.com, Rabu (23/5/2018).
Baca: Pangeran Arab Saudi Serukan Kudeta untuk Raja Salman, Ini Alasannya
Menduetkan Prabowo dengan AHY merupakan salah satu cara untuk memperluas pasar pemilihnya.
Karena menurutnya, capaian 30 persen suara itu sudah merupakan suara bulat dari PKS dan Gerindra.
Artinya, koalisi dengan PKS saja hanya membuat Prabowo mampu meraih suara tidak lebih dari 30 persen.
Baca: Butuh Dana Rp 35 Miliar Untuk Buka Bersama Di 223 RW, Pemprov DKI Sediakan Kotak Amal
Jika Prabowo terus menerus hanya berkutat dengan PKS, diprediksi tidak akan ada lonjakan suara yang signifikan.
Jadi menurutnya, koalisi dengan AHY akan menjadi salah satu solusinya.
"Tentu, jika PKS merelakan hal ini terjadi, maka posisi Prabowo akan menguat," jelasnya.
Baca: Ibu Zumi Zola Menangis Usai Diperiksa KPK
Dia menduga besar kemungkinan akan terjadi koalisi 4 partai, yakni PKS, Gerindra, PAN dan Partai Demokrat.
Hal tersebut disampaikan Ray Rangkuti menanggapi pertemuan antara AHY dan Ketua tim pemenangan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019, Sandiaga Uno.
Sebagaimana diketahui terjadi pertemuan antara AHY dan Ketua tim pemenangan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Baca: Imbauan Sandiaga Terhadap Warga yang Hendak Menukarkan Uang Pecahan Kecil
Setelah pertemuan itu juga muncul wacana pertemuan antara Prabowo dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Pertemuan mereka bertujuan untuk menjajaki kemungkinan koalisi Gerindra dan Demokrat pada Pilpres 2019. Sandiaga menyebut pertemuan itu sebagai komunikasi 'nasi langgi'.
"Pertemuan tersebut awalnya yang saya sebut sebagai komunikasi nasi langgi karena kami makan nasi langgi. Ini adalah koalisi yang kami akan coba bangun," ujar Sandiaga di Sunter, Jakarta Utara, Minggu (20/5/2018).
Menurut Sandiaga, Gerindra dan Demokrat sangat dimungkinkan berkoalisi pada Pilpres 2019.
Meskipun begitu, Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tak membahas soal calon presiden dan calon wakil presiden saat pertemuan penjajakan koalisi tersebut.
Capres dan cawapres baru akan ditentukan apabila koalisi sudah terbangun.