Sabtu, 8 November 2025

Pilpres 2019

‎Respon Ancaman Tifatul, Gerindra yakin PKS akan Tetap Berkoalisi

"Kalau konsisten dengan semangat koalisi awal yang dibangun, saya yakin PKS tidak akan berubah sikap," ujar Iwan, selasa, (10/7/2018)

Fahdi Fahlevi/Tribunnews.com
Iwan Sumule 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Gerindra Iwan Sumule yakin PKS akan tetap bersama Gerindra pada Pemilu Presiden 2019.

Meskipun jika nantinya Cawapres yang dipilih untuk mendampingi Prabowo Subianto bukan dari kader internal PKS.

Baca: Pengamat Nilai Wajar PKS Ngotot Kadernya Jadi Pendamping Prabowo di Pilpres

"Kalau konsisten dengan semangat koalisi awal yang dibangun, saya yakin PKS tidak akan berubah sikap," ujar Iwan, selasa, (10/7/2018).

Pernyataan Iwan tersebut merespon ancaman Politisi PKS Tifatul Sembiring yang akan ‎berubah haluan koalisi, bila kader partainya tidak dipih sebagai Cawapres.

Menurut Iwan, PKS merupakan partai yang mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi. Kerjasama yang dijalin selama ini antara Gerindra, PKS, dan PAN didasari semangat kebangsaan untuk melakukan perubahan.

"Dan saya yakin bahwa sikap PKS tidak akan mendahulukan kepentingan Partainya diatas kepentingan bangsa dan negara," katanya.

Menurut Iwan tahun 2019 merupakan momentum yang tepat untuk melakukan perubahan. Besar dorongan masyarakat untuk mengganti presiden, sehingga diperlukan kerjasama yang kuat diantara partai mitra koalisi.

"Jadi tahun 2019 mendatang merupakan tahun dimana rakyat dapat melakukan perubahan yang lebih baik dan bermartabat, jika rakyat tidak lagi memilih Jokowi pada pilpres 2019, jika Jokowi mencalonkan lagi sebagai Capres," pungkasnya.

‎Sebelumnya, Anggota Majelsi Syuro PKS Tifatul Sembiring mengatakan sesuai dengan kesepakatan awal dengan Gerindra, partainya akan mengusung Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2019. Dukungan terhadap Prabowo tersebut dengan catatan Calon Wakil Presiden harus dari PKS.

"Jadi sesuai dengan kesepakatan awal, dengan Gerindra kita tetap masih mencalonkan Pak Prabowo so far berpasangan dengan cawapres dari PKS," ujar Tifatul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (10/7/2018).

Kesepakatan tersebut menurut Tifatul tidak bisa ditawar-tawar lagi. Partainya enggan mau jadi pengembira seperti yang terjadi dalam Pemilu Presiden pada 2014 lalu.

"Kami engga mau jadi penggembira saja dalam pilpres ini. Kalau mau kami mau disuru dukung-dukung aja, mungkin enggak ini, mungkin Kita lebih baik jalan masing-masing saja tapi so far Pak Prabowo masih komitmen dengan PKS," katanya.

Tifatul mempersilakan bila ada nama lain yang mau diusung oleh partai mitra koalisi, seperti Anies Baswedan, asalakan menurutnya, Cawapres dari PKS.

Baca: Semua 13 Orang Sudah Berhasil Dibawa Ke Luar Gua

"Bisa aja Pak Prabowo mas Anies Baswedan menjadi capres, tapi cawapresnya harus dari PKS. Silakan aja," tuturnya.
Alasannya menurut Tifatul Pemilihan Legislatif kali ini berbarengan Pemilihan Presiden. Bila Capres dan cawapres bukan dari PKS maka akan berpengaruh terhadap hasil Pileg.

"Jadi begini engga mungkin, ini Kan berbarengan Pileg Pilpres. Misalnya pilih capres A bukan dari PKS. cawapres b bukan dari dari PKS, tapi kemudian (perintah) pilihlah Caleg dari PKS, engga nyambung bro," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved