Gempa di Lombok
Korban Gempa Terus Bertambah, ACT Terjunkan Tim Medis ke Lombok Timur dan Utara
Kebutuhan medis yang mendesak pascagempa kuat 6,4 SR Minggu pagi, ACT mengerahkan sejumlah tim medisnya ke berbagai lokasi.
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK TIMUR - Tak ada yang memprediksi dan menyangka, Minggu (29/7/2018) pagi di Lombok, kepanikan, dan ketakutan sudah terjadi sejak pagi sekali.
Pagi hari, sekitar pukul 05.47 WIB, guncangan gempa keras dengan magnitudo 6,4 SR selama 10 detik memicu kerusakan cukup parah di sebagian besar wilayah Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Tak hanya kerusakan infrastruktur, namun juga menimbulkan korban jiwa akibat tertimpa runtuhan.
Melansir data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa Lombok Minggu pagi menyebabkan sedikitnya 10 korban tewas.
Sementara jumlah korban jiwa mencapai angka 40 orang luka-luka.
Mayoritas korban luka dan meninggal dunia akibat tak sempat menyelamatkan diri ketika genting atau atap roboh akibat guncangan keras gempa.
Lalu Alfian dari Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) NTB mengatakan, pendataan masih terus dilakukan di wilayah paling dekat dengan episentrum gempa.
Baca: Menteri Puan Berharap Makin Banyak Jumlah Perawat dan Penopang Lansia Dikirim ke Jepang
"Angka korban jiwa dan korban terluka masih akan terus bertambah. Sampai sore ini Tim ACT NTB dibantu sejumlah relawan terus bergerak melakukan pendataan," kata Alfian.
Tim Medis ACT Buka Posko
Kebutuhan medis yang mendesak pascagempa kuat 6,4 SR Minggu pagi, ACT mengerahkan sejumlah tim medisnya ke berbagai lokasi.

Kabar terkini dari lokasi kejadian, relawan medis dikerahkan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - ACT NTB menuju ke Lapangan Sajang, Sembalun, Lombok Timur.
Kusmayadi, Koordinator Emergency Response ACT mengatakan, Tim ACT dan MRI NTB bergerak bersamaan di dua wilayah terdampak paling parah, meliputi Lombok Timur dan Lombok Utara.
"Kami masih terus mengumpulkan data. Kabar yang masuk dari Lombok Utara, kerusakan cukup parah terjadi di Desa Anyar, Lombok Utara," ujar Kusmayadi.
Olah data yang dilakukan Tim Emergency Respons ACT menunjukkan, jumlah korban jiwa paling banyak berada di Kabupaten Lombok Timur.
"Sedikitnya data yang kami pegang sekarang menunjukkan, delapan korban tewas berasal dari wilayah Lombok Timur. Dua korban tewas lainnya asal wilayah Lombok Utara," kata Kusmayadi.
Untuk data korban luka-luka, data sementara Minggu (29/7/2018) sore, 10 korban luka berat dan 10 korban luka ringan berasal dari Lombok Timur.
Sementara di Lombok Utara terdata 13 orang korban luka dirawat di Puskesmas Senaru, dan tujuh orang lainnya dirawat di Puskesmas Bayan.