Pesawat Lion Air Jatuh
Boeing dan FAA Terbitkan Buletin Keamanan Buat Maskapai Pengguna Boeing 737 MAX 8
Rekomendasi keamanan ini bisa jadi indikasi seperti apa kerusakan pesawat B737 MAX 8 Lion Air registrasi PK-LQP itu, sebelum jatuh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Boeing dan otoritas penerbangan AS, Federal Aviation Administration (FAA), menerbitkan buletin keamanan semua maskapai di dunia yang memakai pesawat Boeing 737 MAX 8 seperti yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Rekomendasi keamanan ini bisa jadi indikasi seperti apa kerusakan pesawat B737 MAX 8 Lion Air registrasi PK-LQP itu, sebelum jatuh.
Dalam buletin bernomor TBC-19 tanggal 6 November 2018, Boeing memberi judul Uncommanded Nose Down Stabilizer Trim Due to Erroneous Angle of Attack (AoA) During Manual Flight Only.
Artinya adalah mekanisme stabilizer trimyang membuat hidung pesawat turun sendiri, akibat pembacaan sensor Angle of Attack (AoA) yang kacau hanya saat terbang manual.
Angle of Attack adalah sudut yang dibentuk dari naik-turunnya bodi (moncong) pesawat dengan arah gerak pesawat.
Saat fase mendarat, pesawat membutuhkan Angle of Attack tinggi, hidung naik ke atas sembari terbang menurunkan ketinggian.
Data dari sensor yang membaca AoA ini salah satunya digunakan untuk mencegah pesawat masuk ke kondisi kehilangan daya angkat.
Baca: Jadi Korban Lion Air, Dolar Tinggalkan Lima Anak dan yang Bungsu Berusia 13 Bulan
Jika sensor AoA membaca sudutnya terlalu besar, maka komputer di pesawat 737 MAX 8 akan memerintahkan stabilizer trim berputar.
Ini akan membuat hidung pesawat menjadi turun, mengurangi AoA, sehingga airspeed akan bertambah dan pesawat keluar dari kondisi stall.
Stabilizer trim bisa digunakan untuk membuat horizontal stabilizer pesawat (sayap kecil di ekor) berputar.
Arah perputaran horizontal stabilizer ini (naik atau turun) bisa mengubah hidung pesawat naik atau turun.
Menurut KNKT, Lion Air JT610 mengalami pembacaan data Angle of Attack (AoA) yang berubah-ubah (mengacau) sesaat sebelum jatuh.
Temuan awal KNKT, berdasarkan catatan kerusakan di pesawat 737 MAX 8 PK-LQP sebelumnya, sensor yang tidak bekerja sebagaimana mestinya ini menyebabkan sejumlah indikator kerusakan pesawat di kokpit menyala.
Jenis indikator kerusakan yang bisa menyala, menurut buletin dari Boeing, antara lain indikator kecepatan yang berbeda-beda, ketinggian yang berbeda dan tekanan diferensial hidrolik yang berlebihan di komputer elevator.
rekomendasi yang dikeluarkan Boeing dan FAA ini hanya menunjukan indikasi masalah yang dialami oleh PK-LQP dalam penerbangan JT 610, dan tidak bisa disebut sebagai penyebab jatuhnya pesawat. Investigasi oleh KNKT masih berlangsung.
Masih ada data yang belum ditemukan, seperti cockpit voice recorder (CVR) yang bisa membantu menyingkap tabir kelam penerbangan JT610.