Senin, 11 Agustus 2025

Pilpres 2019

Andi Arief Sebut Ada Kelompok yang Beri Info Sesat ke Prabowo, PKS: Tolong Jelaskan

Menurut Hidayat, survei internal Demokrat justru pernah menyebut perolehan suara pasangan Prabowo-Sandiaga mencapai 62 persen.

WARTA KOTA/RANGGA BASKORO
Andi Arief 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid meminta mantan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief menjelaskan soal kelompok tertentu yang disebut memberikan informasi sesat ke calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Melalui akun Twitter @AndiArief_, Andi menyebut bahwa Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo dari kelompok yang menyebut angka kemenangan 62 persen. Kelompok yang ia sebut sebagai "setan gundul" itu telah menyesatkan Prabowo dengan memberikan informasi perolehan suara tersebut.

"Nah yang jadi masalah koalisi setan gundul itu koalisi yang mana? Kita gak tahu, beliau (Andi Arief) yang harusnya menjelaskan," ujar Hidayat saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2019).

Hidayat Nur Wahid.
Hidayat Nur Wahid. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

Menurut Hidayat, survei internal Demokrat justru pernah menyebut perolehan suara pasangan Prabowo-Sandiaga mencapai 62 persen.

Baca: Daftar Ucapan Selamat Berbuka Puasa Ramadan, Cocok jadi Status atau Dikirim via WhatsApp

Baca: Fahri Setuju Audit Situng KPU

Baca: Remaja Tewas Dibacok dalam Tawuran di Kawasan Senen

Baca: Perhatikan, Inilah 9 Hal yang Membatalkan Puasa Ramadhan 1440 H 

Hidayat mengatakan, melalui pemberitaan di media massa, publik telah mengetahui bahwa survei internal Demokrat menyebut besaran perolehan suara itu. "Karena kemudian yang tersampaikan ke publik adalah justru Demokrat yang menyebutkan survei internal menyebutkan 62 persen Prabowo menang," ucap Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu.

Sebelumnya, Andi mengatakan, Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo dari kelompok yang memberikan angka klaim kemenangan 62 persen.

"Partai Demokrat ingin menyelamatkan Pak Prabowo dari perangkap sesat yang memasok angka kemenangan 62 persen," ujar Andi seperti dikutip dari akun Twitternya, Senin (6/5/2019).

Kelompok yang ia sebut sebagai "setan gundul" itu telah menyesatkan Prabowo dengan memberikan informasi perolehan suara tersebut.

"Dalam koalisi adil makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," kata dia.

Bahkan, ia menyebut perolehan suara 62 persen yang disebut Prabowo saat deklarasi klaim kemenangan, Kamis (18/4/2019), sebagai info sesat.

"Gerakan rakyat itu hancur lebur karena setan gundul memberi info sesat 02 menang 62 persen. Tidak ada people power berbasis hoaks," tutur Andi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul PKS Minta Andi Arief Jelaskan Siapa Kelompok yang Beri Info Sesat ke Prabowo 

Hubungan Partai Demokrat dan Koalisi

Pertemuan yang dilakukan Agus Harimuri Yudhoyono ( AHY) dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sempat menjadi perhatian khalayak.

Arah politik partai Demokrat pun turut menjadi sorotan publik.

Meski begitu, kader partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa pertemuan AHY dengan Jokowi adalah untuk membicarakan soal bangsa.

Selain mengungkap perihal maksud dari pertemuan AHY dengan Jokowi, Ferdinand Hutahaean juga menjelaskan sikap politik partai Demokrat saat ini.

Baca: SELAMAT! Raditya Dika Dika Dikaruniai Anak Pertama Bernama Alinea Ava Nasution, Apa Maknanya?

Baca: 12 Warga Makassar Jadi Tersangka Perusakan Gerai Makan Asal Amerika

Dilansir dari tayangan CNN Indonesia edisi Jumat (3/5/2019), Ferdinand Hutahaean menyebut bahwa ada sebuah pesan yang disampaikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) kepada para kadernya.

Pesan itu rupanya terkait dengan sikap politik Partai Demokrat terhadap koalisi adil makmur yang menggawangi Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

 Kepada seluruh kader partai Demokrat, SBY berpesan agar anggotanya terus mendampingin dan mengawal BPN Prabowo-Sandi sampai gelaran Pilpres 2019 selesai.

"Perintah pak SBY yang kami terima adalah tetap menuntaskan kewajiban moril politik partai Demokrat di koalisi adil makmur BPN. Kami ditugaskan untuk tetap mengawal BPN sampai selesai kontestasi Pilpres ini," ungkap Ferdinand Hutahaean.

Pun ketika nanti konflik Pilpres 2019 akan sampai pada Mahkamah Konstitusi, SBY berpesan agar seluruh kadernya tetap berada di sisi BPN Prabowo-Sandi.

Meski begitu, Partai Demokrat tetap tidak boleh bergerak ke luar dari konstitusi yang ada.

"Kalau memang harus bermuara di Mahkamah Konstitusi, back up, kalau memang dibutuhkan lawyer-lawyer Demokrat, dukung. Itu perintah pak SBY ke kami. Tapi tidak boleh bergerak di luar konstitusi," ujar Ferdinand Hutahaean.

Lebih lanjut, Ferdinand Hutahaean pun menjabarkan sikap politik nantinya akan diambil kubu Partai Demokrat usai pengumuman dari KPU diungkap.

Menurut Ferdinand Hutahaean, nantinya akan dua kemungkinan yang diumumkan oleh KPU.

Baca: Pakde Karwo Sebut Bisa Saja Partai Demokrat Gabung Koalisi Jokowi Jika Menang Pilpres

Baca: Jokowi Goda Partai Demokrat Nyeberang Dari Prabowo-Sandi ? Ferdinand : Kita kan Ganteng-ganteng

"Saya ingin menyampaikan sikap politik partai Demokrat. Ada dua kemungkinan, Jokowi menang atau Prabowo menang," pungkas Ferdinand Hutahaean.

Diakui Ferdinand Hutahaean, partai Demokrat telah menyiapkan dua sikap yang akan diambil ketika KPU nanti mengungkap siapa pemenang di Pilpres 2019.

Sikap pertama, jika Jokowi ditetapkan sebagai pemenang, Partai Demokrat menyebut bahwa kontrak politiknya dengan koalisi adil makmur Prabowo-Sandi akan berakhir.

"Kalau Jokowi yang ditetapkan sebagai pemenang Pemilu oleh KPU, maka tentu komitmen atau saya anggap kontrak politik partai Demokrat dengan koalisi adil makmur berakhir ketika itu," ucap Ferdinand Hutahaean.

Berakhirnya kontrak politik Partai Demokrat dengan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno itu diakui Ferdinand Hutahaean bukan sebuah sikap yang menunjukkan bahwa partainya sedang menyeberang ke pihak lain.

Ferdinand Hutahaean menyebut bahwa jika Jokowi menang, maka partai Demokrat akan kembali menjadi partai yang berdaulat.

Selain itu, Ferdinand Hutahaean juga menggumamkan bahwa sejak dulu partai Demokrat memang tidak pernah menjadi partai oposisi pemerintahan.

Hal itu tentu berseberangan dengan sikap partai yang menggawangi Prabowo Subianto sebagai capres, yakni partai Gerindra.

"(Berakhir artinya nyebrang ?) Bukan nyebrang. Artinya Partai Demokrat akan kembali menjadi partai yang berdiri dan berdaulat menentukan sikap politiknya. Apakah akan tetap menjadi partai penyeimbang. Karena Demokrat tidak pernah mengenal oposisi," ungkap Ferdinand Hutahaean.

Sikap kedua yang Ferdinand Hutahaean ucap adalah jika Prabowo Subianto yang dinyatakan sebagai pemenang Pemilu 2019, maka parta Demokrat akan melanjutkan kewajibannya di koalisi.

Yakni mengawal pemerintahan yang akan dijalankan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Kalau Pak Prabowo yang ditetapkan KPU sebagai pemenang, maka Partai Demokrat akan melanjutkan kewajiban moral politiknya mengawal pemerintahan. Karena janji politik harus direalisasikan," sambung Ferdinand Hutahaean.

Meski begitu, penjabaran yang diutarakan Ferdinand Hutahaean masih bersifat garis besar saja.

Semua keputusan di Partai Demokrat nanti akan ditentukan oleh SBY.

Namun saat ini menurut Ferdinand Hutahaean, partai Demokrat masih berkeyakinan bahwa belum ada pemenang mutlak di Pemilu 2019.

Partai Demokrat mengaku masih menunggu hasil resminya dari KPU.

"Bagi Partai Demokrat saat ini belum ada pemenang Pemilu. Partai Demokrat masih tetap bersama-sama dengan koalisi adil makmur mengawal perhitungan suara sampai pada akhirnya nanti selesai," ucap Ferdinand Hutahaean.

BACA JUGA ARTIKEL VIRAL BERIKUT !

 LENGKAP Doa Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh & Tips Makan Sahur Agar Tidak Lapar

 HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA : Apakah Mimpi Basah Mengugurkan Puasa? Begini Cara Mandi Wajib

 Keutamaan Doa Selama 10 Hari Pertama Ramadhan 1440 H/2019, Lakukan dengan Khusyuk!

 Keutamaan Salat Tarawih dari Ramadhan 1 hingga ke-30, Beda Pahala Setiap Hari, Niat Lengkap

 Blak-blakan, Aisyahrani Ceritakan Respon Luna Maya Saat Diundang ke Gala Dinner Syahrini & Reino

 Wisuda Tak Dihadiri Orangtua, Pemuda Ini Terduduk Lemas dan Menangis, Curhatannya Viral

 Fotografer Tak Sengaja Temukan Foto Lawas Jokowi Cium Tangan Gus Dur, Ada Hal Besar Terungkap!

 Reino Barack Rela Kalungkan Tas Syahrini di Leher Saat Jalan-jalan ke Mall, Ekspresinya Jadi Sorotan

 Mulan Jameela Hadiri Dinner Syahrini & Reino Barack, Penampilannya Mewah Tak Kalah dari Pengantin

 Foto Pernikahan Gadis Cantik & Pria Afrika, Kisah Cintanya Viral, Bertemu Jodoh di Saat Tak Terduga

 Foto Viral Wanita Menyusui Anaknya di Hari Pernikahan, Identitas Terungkap, Seorang Artis Terkenal

 Viral Pria Pamer Foto Menyusui Bayinya, Ia Bukan Cari Sensasi: Saya Lakukan Demi Ibunya

 Lihat Posturnya, Wanita Bernama Puspa Dewi Ini Bak Gadis, Padahal Umur Aslinya Sudah Nenek-nenek !

 Banjir Doa untuk Adik Ayu Ting Ting yang Sudah Meninggal, Banyak yang Tak Sangka Tahu Kisah Hidupnya

 Reino Barack Rela Kalungkan Tas Syahrini di Leher Saat Jalan-jalan ke Mall, Ekspresinya Jadi Sorotan

 Viral Foto Ruang Doa 2 Agama Berbeda Saling Bersebelahan, Ini Cerita Menyentuh Sang Fotografer

 Viral Foto Driver Ojol Tunggu Pesanan Sambil Sibuk Membaca, Perhatikan saat Fotonya Di-zoom

 BUKTI BARU Disodorkan Keluarga, Setelah Visum Tunjukkan Keperawanan Audrey Utuh, Tak Ada Kekerasan

 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan