Sindir Mahfud MD dan Hamdan Zoelva yang Beri Penilaian Sidang MK, BW Sebut Keduanya Hanya Penonton
Bambang Widjojanto menyinggung nama dua Mantan Ketua MK Mahfud MD dan Hamdan Zoelva yang kerap memberikan penilaian terkait sidang di MK.
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Tim Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Bambang Widjojanto menyinggung nama dua Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Hamdan Zoelva yang kerap memberikan penilaian terkait sidang sengketa hasil Pilpres 2019 di media.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Bambang Widjojanto dalam sebuah diskusi seperti tampak dalam video di saluran YouTube Macan Idealis, Selasa (25/6/2019
Awalnya, Bambang membahas soal bagaimana seharusnya MK menyelesaikan sengketa hasil Pilpres.
Hal ini terkait dengan banyak perdebatan soal MK menyelesaikan permasalahan hasil Pilpres ini dengan cara kuantitatif atau kualitatif.
"Mahkamah konstitusi itu memeriksa sengketa hasil pemilu, bukan hasil suara. Dalam hasil pemilu itu ada dua, ada proses dan hasil suara. Hasil suara ini tergantung proses. Karena mahkamah itu corongnya konstitusi, harusnya dia periksa kedua-duanya, proses dan hasil suara," kata Bambang.

Namun, terang Bambang, sekarang ini MK seolah didorong untuk hanya mengurus sengketa mengenai rekapitulasi hasil suara saja.
"Makanya kemudian seluruh argumen yang kami bangun mau mengembalikan hitohnya mahkamah," ujarnya.
Baca: Jadwal Sidang Putusan MK Dimajukan Kamis 27 Juni, Berikut Prediksi Hasil Sidang MK oleh Pengamat
Bambang kemudian membahas soal pernyataan dari sejumlah pihak yang membahas soal hal ini di media.
Dua yang disebutnya adalah kedua Mantan Ketua MK Mahfud MD dan Hamdan Zoelva.
Diketahui, Mahfud MD dan Hamdan Zoelva kerap tampil di media untuk memberikan penilaian terkait hasil sidang sengketa Pilpres 2019.
Atas hal tersebutlah Bambang memberikan sindirannya pada Mahfud MD dan Hamdan Zoelva.
"Saya itu konsentrasi saya pada argumen yang saya bangun dan apa yang bisa saya tunjukkan di mahkamah. Bukan pada pendapat mereka," ujar Bambang.
"Kita juga nggak tahu mereka ada di sisi yang mana. Prof Mahfud kan sampai sekarang masih menjadi bagian dari badan ideologi itu (Anggota Dewan Pengarah di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila)."
"Memang kejujurannya masih bisa ditegakkan di situ?" sambung dia.

Karenanya, Bambang menilai, pernyataan-pernyataan yang diutarakan Mahfud MD di media-media bukan merupakan hal yang penting.
"Kalau saya nggak begitu penting. Tapi memang mereka diberi ruang di media mainstream. Itu hak mereka. Kalau saya meyakini apa yang saya buktikan, saya meyakini saksi-saksi ahli saya dan saksi-saksi fakta saya," ucap Bambang.
"Bukan pernyataan di pinggir lapangan," imbuhnya.
Baca: Maruf Amin Berharap Tak Ada Demo Berujung Rusuh Saat Putusan MK
Ia mengibaratkan Mahfud MD dan Hamdan Zoelva hanya sebagai penonton pertandingan sepak bola yang terus berkomentar atas jalannya pertandingan.
"Penonton kan selalu jauh lebih hebat. No, yang lebih hebat itu adalah pemain dan coachnya. Bukan orang penonton-penonton ini," tegas Bambang.
"Saya menganggap, mengklasifikasi mereka penonton. Penonton itu boleh melakukan apapun, membuat pernyataan apapun, seahli apapun mereka, mereka jenisnya adalah penonton."

Bambang hanya berharap, juri tidak terpengaruh pada apa yang disampaikan para penonon itu.
"Itu saja sih yang kita musti doakan. Juri kita kan juri-juri yang cerdas dan mudah-mudahan mewakili kenegarawanannya. Itu yang kita musti doakan," ungkap Bambang.
"Kalau penonton sih mau ngomong apa saja namanya penonton. Saya nggak perlu komentari penonton."
"Saya mendowngrade posisi saya dong kalau saya juga komentari penonton. Penonton suka-suka kamu saja, saya ini coachnya, saya yang bertarung, jadi saya nggak boleh mendowngrade posisinya, sehebat apapun para penonton itu."
Bambang juga menilai, tidak semua penonton itu memberikan pendapat yang jujur terkait pertandingan.
"Jadi yakinlah para penonton itu ya penonton, dan belum tentu para penonton itu bukan penonton yang jujur. Belum tentu, ada juga yang jujur," kata Bambang.
"Apakah kedua orang ini jujur, saya juga nggak tahu. Cuma secara struktur, mereka juga merupakan bagian dari (pemerintah)."
"Yang namanya Pak Hamdan kan temannya Pak Yusril. Kan orang boleh saja berteman dekat. Ya boleh saja. Tapi apakah pernyataannya berpengaruh kepada kedekatannya, saya nggak ngerti juga, saya nggak mau menuduh-nuduh," tambah dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sindir Mahfud MD dan Hamdan Zoelva, Bambang Widjojanto: Seahli Apapun, Mereka Cuma Penonton (TribunWow/Ananda Putri Octaviani)