Dalam Melakukan Aksinya Bayi Pengemis Dicekoki Obat Tidur
Sejumlah pengemis di Palembang mengaku biasa memberikan obat tidur kepada bayi yang digendong saat meminta-minta.
Editor:
Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM. PALEMBANG, - Sejumlah pengemis di Palembang mengaku biasa memberikan obat tidur kepada bayi yang digendong saat meminta-minta. Tujuannya jelas, yakni agar bayi tersebut tidak rewel saat
diajak mengemis meski di tengah cuaca panas bahkan dalam kondisihujan.
Tidak sulit menemukan para pengemis di Palembang. Di beberapa perempatan, lampu merah, terutama di Simpang Charitas, para pengemis masih banyak berkeliaran. Termasuk ibu-ibu atau remaja perempuan yang menggendong bayi.
Ada yang meminta belas kasihan dengan langsung menadahkan tangan kepada para pengendara atau
pejalan kaki, ada pula yang mencoba mengamen dengan alat musik seadanya.
Meski cukup mudah ditemui, para pengemis ini sangat sulit diajak berkomunikasi. Mereka cenderung tertutup dengan orang tak dikenal, apa lagi banyak bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan rutinitas mereka.
Beruntung Sripo bertemu dengan WN, salah seorang pengemis yang biasa beroperasi di sekitar lampu merah Simpang Charitas. Saat itu dia tengah duduk di kaki lima persis di seberang Rumah Makan Pagi Sore.
Mengenakan baju coklat agak lusuh, dipadu celana hijau selutut. Sambil menggendong anaknya yang lelap tertidur, WN menyandarkan punggungnya ke pintu ruko di belakangnya.
Tidak jauh dari tempat ia duduk nampak semacam kantung plastik yang biasa digunakannya untuk menampung receh pemberian orang yang iba kepadanya.
WN mengaku sudah tujuh tahun mengemis di sana. Awalnya hanya seorang diri, namun dua tahun terakhir ia bersama seorang anak yang usianya tidak lebih dari dua tahun.
"Sebenarnya tidak tega, tapi daripada ditinggal sendirian di rumah, mendingan diajak saja," katanya.
WN tidak mau menyebutkan dari mana dia berasal. "Nggak penting,"katanya.
Ia mengatakan, pada dasarnya tidak mudah mengajak anak, apalagi yang masih bayi mengemis di jalan. Ada kalanya ia rewel dan menangis. Namun ternyata, keberadaan bayi dalam gendongannya dirasa sangat membantu meringankan pekerjaannya.
"Yang suka ngasih itu karena melihat bayi saya. Ada yang kasihan ya ngasih. Tapi banyak juga yang nggak," ujarnya.
Menurut pengakuannya, awalnya ia sering kesal dan memarahi anaknya yang tiba-tiba menangis saat meminta-minta. Namun belakangan tidak lagi, karena ada cara jitu untuk mengatasinya.
Ia memberikan CTM berisi Chlorpheniramin maleat. Masyarakat mengenal obat ini sebagai obat alergi yang memiliki efek kantuk dan membuat pengonsumsinya dapat beristirahat tenang.
"Tapi tidak semuanya dikasihkan. Pilnya dibagi empat. Jadi bisa buat empat hari," katanya.