Pilgub Jawa Barat
PDIP Tegaskan Tak Akan Mengusung Dedi Mulyadi Tanpa Persetujuan Golkar
PDIP tampaknya dengan berat hati memutuskan tidak akan mengusung Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferry Fadhlurrahman
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - PDIP tampaknya dengan berat hati memutuskan tidak akan mengusung Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.
Alasannya karena Dedi Mulyadi adalah seorang kader dari Partai Golkar dan PDIP tidak akan mengusung kader partai lain tanpa restu partainya.
"PDIP itu memaknai Pilgub Jabar itu sebagai kontestasi partai politik bukan kontestasi individu. Jadi nanti saat PDIP mengusung pasangan calon yang bekerja itu partai politik bukan individu," ujar Sekretaris Umum PDIP Jabar, Abdy Yuhana, kepada Tribun Jabar, Kamis (30/11/2017).
Abdy Yuhana menjelaskan posisi PDIP sekarang masih dalam proses mencari kandidat untuk dimajukan di kontestasi Pilgub Jabar 2018.
Baca: KPK dan Novanto Sama-sama Yakin Menangkan Sidang Praperadilan
Namun yang menjadi permasalahan adalah selain Dedi Mulyadi, PDIP tidak mempunyai kandidat yang mumpuni.
Meskipun dengan kader sendiri seperti Puti Guntur Soekarnoputri sebagai kandidat, secara elektabilitas masih jauh dengan sang Bupati Purwakarta itu.
Dedi Mulyadi dalam beberapa survei selalu bersaing ketat dengan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, di tiga besar.
Abdy Yuhana pun menjelaskan bahwa ada proses yang rumit ketika Partai Golkar lebih memilih Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, sebagai Cagub oleh Partai Golkar.
Karena pilihan Golkar tersebut, proses komunikasi politik PDIP ke Dedi Mulyadi maupun Golkar terhenti seketika.
Baca: Kongres Alumni 212 tak Berbau Politis, Bukan untuk Menurunkan Presiden
"Saya kira begini, kami ingin membangun kultur politik yang sehat yang mengedepankan institusi. Jadi saat Golkar belum mengeluarkan rekomendasi kepada Kang Emil (Ridwan Kamil) kita intensif komunikasi (dengan Dedi dan Golkar). Saat Golkar akhirnya memutuskan untuk mengusung Emil komunikasi otomatis terhenti," ujar Abdy Yuhana.
Abdy Yuhana sendiri memberikan penjelasan memang sudah dari awal bahwa PDIP ingin memadukan antara non-kader dengan kader.
Baik itu dari partai lain atau seorang di luar partai seperti profesional.