Pacuan terakhir merebut Lembah Pantai
Pakatan Rakyat dan Barisan Nasional menggelar kampanye besar-besaran di Lembah Pantai pada malam terakhir kampanye.
Pesan pertama yang menyebar di kalangan wartawan, calon kubu oposisi Pakatan Rakyat, PR, Nurul Izzah Anwar akan berceramah di Lapangan Sepakbola PPR Kerinci, Lembah Pantai, Sabtu pukul 19.30 waktu setempat.
Tahun 2008, putri sulung Anwar Ibrahim tersebut berhasil merebut kursi parlemen dari wilayah pemilihan ini dan dia jelas ingin mempertahankannya.
Namun upayanya tidak akan mudah karena Barisan Nasional, BN, ingin merebut kembali Lembah Pantai, apalagi dalam pilihan raya sebelumnya mereka hanya kalah sekitar 2.000 suara.
Dan salah satu gambaran dari sulitnya upaya itu adalah sekitar dua jam menjelang kampanye, tempat kampanye Nurul Izzah dipindahkan ke Bangar Selatan, dengan panggung kecil di ujung jalan.
"Kita sudah mendapat izin di Kerinci, tapi kemudian polis memberikan izin kepada BN. Tak mengapa, kita bersabar," tutur Nurul Izzah di hadapan sekitar 5.000 pendukungnya.
"Tapi kita akan buktikan bahwa rakyat yang menentukan kemenangan, bukan UMNO, bukan Barisan Nasional."
Sebagian besar pendukungnya malam itu duduk di jalanan dan berdiri karena kursi yang disediakan hanya sekitar 100-an.
Ini Kalilah
Tema reformasi dan perubahan kembai berkumandang dalam kampanye Nurui Izzah Anwar, yang tampil dengan orasi yang menggunakan campuran Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris.
Dia juga kembai mengangkat tema korupsi dan pemerintahan Barisan Nasional, yang menurutnya, sudah lupa daratan.
"Saya bangga, ini kalilah pertama kalinya rakyat lebih pintar dari pemerintahnya yang lupa daratan. Saya bangga."
Nurul mengajak para pendukungnya -yang sebagian menggunakan obong bertuliskan Ini Kalilah- untuk mengubah pemerintahan. Dan tema perubahan itu memang sampai kepada sejumlah warga Lembah Pantai.
"Sudah saatnya untuk berganti. Prestasi pemerintah selama ini tak terlalu istimewa, pihak lain juga bisa menjalankannya," tutur Paul, seorang warga keturunan Cina yang sejak 2008 memilih PR.
Logan, warga keturunan India, juga berpendapat saatnya bagi kelompok oposisi untuk memerintah Malaysia.
"Buat saya perubahan diperlukan karena kerajaan saat ini sudah terlalu lama," tegasnya dengan menggunakan mikropon tanpa kabel yang sesekali hilang suaranya.
Dukungan ayah