Senin, 15 September 2025
ABC World

Eka Kurniawan Dipuji Sebagai Wajah Baru Dalam Sastra Dunia

Novelis Eka Kurniawan disebut sebagai "Wajah Baru dalam Kesusastraan Dunia" menyusul penerbitan novelnya dalam Bahasa Inggris, Beauty…

Menurut Penny Hueston dari Text Publishing, saat pertama kali membaca naskah novel ini, ia terkesima oleh luasnya penggambaran Eka mengenai sejarah Indonesia dengan fokus pada sosok wanita yang luar biasa; cerita hantu, teknik perwayangan, kisah cinta yang tragis hingga kekerasan dan humor.

"Lagipula, novel ini ditulis dengan gaya sastra yang sangat bagus dengan terjemahan yang luar biasa dari Annie Tucker," kata Penny Hueston.

Menurut dia, melalui novel ini Eka berhasil memberi gambaran dari dalam mengenai pasang surut sejarah dan budaya Indonesia.

Makanya, Penny langsung tertarik untuk membeli hak penerbitan novel ini di Australia.

Text Publishing, katanya, memang tertarik dengan penerbitan karya-karya sastra terjemahan di pembaca di Australia.

"Ya, kami tentu saja tertarik dengan penulis-penulis lainnya dari Indonesia," kata Penny.

Eka Kurniawan menandatangani novelnya untuk seorang penggemar usai berbicara pada Melbourne Writers Festival.
Eka Kurniawan menandatangani novelnya untuk seorang penggemar usai berbicara pada Melbourne Writers Festival.

 

Eka, kata sejumlah orang yang mengenalnya, memang terkesan pendiam - bahkan pemalu. Hal itu antara lain bisa terlihat dalam pengakuannya sendiri, yang ia tulis di websitenya http://ekakurniawan.com, mengenai sebuah pesta yang ia hadiri menjelang pembukaan festival penulis di Melbourne.

"Malam itu saya berkenalan dengan satu sosok, yang saya yakin banyak orang mengenalnya: Jonathan Galassi. Saya sampai terdiam selama beberapa saat. Ia seorang penyair (Left Handed: Poems), seorang penerjemah (puisi-puisi Giacomo Leopardi), belum lama ini jadi novelis (Muse), dan bos penerbit (Farrar, Straus and Giroux)," tulis Eka.

“Bagaimana rasanya sekarang menjadi ‘dikenal’?” Kurang-lebih seperti itu ia iseng bertanya. Seperti biasanya, saya berbalik ke kepala dan mencari jawaban itu di sana. Saya tak menemukannya. Saya tak memiliki pertanyaan itu dan tak berpikir dengan cara seperti itu," tambahnya lagi.

"Dengan agak malu-malu saya bilang, “Tidak tahu. Ini heboh karena diterbitkan dalam bahasa Inggris aja.” Ia tersenyum lalu termenung. Saya juga larut dalam pikiran sendiri. Banyak orang punya dunia yang lebih luas di dalam pikirannya. Sambil bercakap-cakap hal lain, beberapa di antaranya gosip yang membuat saya tersenyum, kami terus asyik dengan pikiran sendiri," tutur Eka.

Bagaimana pun, dengan penerbitan karyanya ini ke dalam bahasa Inggris, jalan kepada pembaca kesusastraan dunia telah terbuka bagi Eka.

Dalam wawancara dengan Text Publishing itu, Eka mengaku senang, "Seperti mendapat kode 'ping' dari makhluk luar angkasa," ujarnya.

Selama berada di Melbourne, Eka ditemani istrinya Ratih Kumala dan anak mereka, Kinan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan