Senin, 8 September 2025
ABC World

Metode Immersion Bantu Lestarikan Bahasa Aborijin Australia

Program pembelajaran bahasa asing dengan metode immersion (langsung menggunakan bahasa asing itu sendiri) dari Selandia Baru dan Amerika…

Program pembelajaran bahasa asing dengan metode immersion (langsung menggunakan bahasa asing itu sendiri) dari Selandia Baru dan Amerika Utara terbukti menjadi formula keberhasilan dalam melestarikan bahasa Aborijin Miriwoong di Kununurra, Australia Barat.

Ketika ditanya bagaimana ia mengidentifikasi dirinya sendiri, Rozanne Biliminga mengatakan, "Saya adalah seorang perempuan yang tidak akan pernah menyerah pada diri saya dan bahasa serta budaya saya. Dan saya sangat bangga menjadi diri saya sendiri."

Perempuan Miriwoong dari Goonoonoorrang -kata dalam bahasa Miriwoong untuk wilayah yang paling dikenal sebagai Kununurra -ini bekerja di Pusat Bahasa dan Kebudayaan Mirima Dawang Woorlab-gerring (MDWg) dan telah bergabung dalam perjuangan mereka untuk melestarikan bahasa lokal Miriwoong.

Meskipun ia ingat bahwa anggota komunitas yang lanjut usia berbicara dengan bahasa Miriwoong, bahasa Inggris adalah bahasa pertama yang ia pelajari. Tapi seiring berjalannya waktu, Rozanne mulai belajar bahasa Miriwoong dari orang tuanya.

"Tiap kali kami menyelesaikan sesuatu, mereka berbicara dalam bahasa lokal dan mengatakan kepada saya: apa artinya dalam bahasa Inggris, dan bagaimana dalam bahasa mereka," kata Rozanne.

Kini, Rozanne menyampaikan pengetahuannya kepada generasi berikutnya melalui Miriwoong Language Nest, sebuah program bahasa dengan metode immersion untuk anak-anak, di pusat itu.

Para anggota tim MDWg. (Dari kiri ke kanan) Rita Boombi, Dianne Dingle, Rosemary Boombi, Rozanne Bilminga dan Barbara Gallagher.
Para anggota tim MDWg. (Dari kiri ke kanan) Rita Boombi, Dianne Dingle, Rosemary Boombi, Rozanne Bilminga dan Barbara Gallagher.

Supplied: Darren Clark

Rozanne mengatakan bahwa siswa kelas tiga saat ini sedang belajar bagaimana berbicara tentang orang dan keluarga dalam bahasa Miriwoong, sementara anak-anak pra-sekolah sedang belajar tentang makanan khas Aborijin. Tapi nampaknya semangat belajar siswa belum bisa terpuaskan.

"Tiap kali kami pergi ke sana, anak-anak sangat senang karena mereka ingin belajar lebih."

Erosi bahasa

Knut J. Olawsky, yang dikenal oleh penduduk setempat dengan sebutan KJ, adalah ahli bahasa dan manajer senior MDWg. Ia mengatakan bahwa bahasanya sangat terancam puinah.

"Jika kami berbicara soal kefasihan penuh, artinya seseorang yang bisa berbicara dalam bahasa ini secara fasih...kami bisa bilang jumlahnya sangat sedikit."

Jumlah pembicara parsial lebih baik, tapi masih kurang dari 100 orang.

Dr Olawsky menghubungkan erosi bahasa dengan beberapa faktor, seperti larangan penggunaan bahasa Aborijin di masa lalu di banyak daerah pedalaman, dampak dari generasi yang hilang, dan dominasi umum bahasa Inggris di wilayah ini.

Faktor lain adalah kurangnya kata-kata dalam bahasa ini untuk menggambarkan objek dan konsep baru. MDWg bertujuan untuk mengatasinya dengan menciptakan kata-kata baru dalam bahasa Miriwoong. Misalnya, "komputer" - "goolarn ngerregoowoong wilmoorrbang," yang secara harfiah berarti "otak besar dengan kabel."

Tapi Dr Olawsky mengakui bahwa kata-kata ini mungkin tidak bertahan lama jika mereka tak masuk dalam cara bercakap bahasa lokal.

Mengambil inspirasi dari luar

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan